GARUT — Persoalan ketidakakuratan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) kembali terungkap di Kabupaten Garut. Data yang seharusnya menjadi acuan utama penyaluran bantuan sosial pemerintah pusat ternyata masih menyimpan banyak kekeliruan, terutama dalam penentuan desil kesejahteraan.
Hal tersebut kembali ditemukan oleh Yudha Puja Turnawan, Anggota DPRD Garut saat mengunjungi rumah seorang lansia bernama Mamah Setiamah (95) di Kampung Cirengit, RT 05 RW 01 Desa Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat (14/11).
Yudha mengaku miris melihat kondisi Mamah Setiamah yang hidup dalam keterbatasan dan tinggal di rumah yang tidak layak huni. Meski kondisi ekonominya jelas masuk kategori miskin, Mamah Setiamah justru tidak menerima bansos karena datanya salah di DTSEN.
Baca Juga:PLN ULTG Garut Santuni Anak Yatim di Pondok Penulis GarutSTIT Qurrota A’yun Garut Wisuda Puluhan Lulusan, Jawaban atas Tantangan Pendidikan di Era Perubahan
“Beliau ini hidup serba kekurangan, rumah pun tidak layak. Tapi tidak dapat bansos karena salah penempatan desil,” ujar Yudha.
Diketahui, temuan ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Yudha juga menemukan beberapa lansia miskin di Garut yang tidak mendapatkan bantuan sosial akibat kesalahan data.
Untuk mencari solusi cepat, Yudha membawa serta operator SIKS-NG desa, kepala desa, serta pendamping Linjamsos. Operator SIKS-NG merupakan pihak yang berwenang melakukan pembaruan data, sehingga dapat segera mengusulkan perbaikan data ke sistem DTSEN.
Yudha juga meminta pendamping Linjamsos agar mengajukan program Rumah Sejahtera Terpadu (RST) dari Kemensos RI bagi Mamah Setiamah, mengingat kondisi rumahnya sangat memprihatinkan.
Namun ia menegaskan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan tetaplah perbaikan data di DTSEN.
“Kemensos menyalurkan bantuan, termasuk RST, berdasarkan DTSEN. Maka data harus diperbaiki dulu supaya Emak Mamah bisa mendapatkan hak-haknya,” tegas Yudha.
Yudha menilai persoalan DTSEN tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ia menyerukan agar semua pihak, mulai dari pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, operator data, hingga pendamping sosial berkolaborasi memperbaiki data agar lebih akurat dan berpihak pada warga miskin.
Baca Juga:PNM Hadirkan Program Ruang Aman Perempuan di Garut, Dorong Literasi dan Perlindungan SosialMaknai Nilai Kepahlawanan, Pemasyarakatan Garut Raya Gelar Upacara Hari Pahlawan 2025
“DTSEN masih banyak kekurangan. Kita butuh ikhtiar bersama untuk memperbaikinya. Semoga ke depan kita bisa bergotong-royong memperbaiki data ini agar benar-benar tepat sasaran,” ujarnya.
