STIT Qurrota A’yun Garut Wisuda Puluhan Lulusan, Jawaban atas Tantangan Pendidikan di Era Perubahan

istimewa
STIT Qurrota A’yun Garut Wisuda 86 Lulusan, Jawaban atas Tantangan Pendidikan di Era Perubahan
0 Komentar

GARUT — 86 lulusan resmi dikukuhkan dalam Wisuda Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Qurrota A’yun Garut pada Rabu (12/11). Mereka berasal dari tiga program studi strategis di bidang pendidikan, yaitu Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

Wakil Ketua 2 Bidang Administrasi, Keuangan, dan Kepegawaian STIT Qurrota A’yun Garut, M. Surya Gumilang menyampaikan bahwa lulusan tahun ini tidak hadir di ruang hampa. Mereka lahir pada masa ketika pendidikan Indonesia sedang berada dalam fase transisi besar.

“Kita bukan hanya melantik 86 sarjana, tetapi juga menyiapkan agen perubahan yang akan masuk ke ruang-ruang kelas, madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan dini. Tantangan pendidikan tidak semakin ringan, karena itu kami berharap para lulusan membawa semangat inovasi, karakter kuat, serta profesionalisme tinggi,” ujar Surya.

Baca Juga:PNM Hadirkan Program Ruang Aman Perempuan di Garut, Dorong Literasi dan Perlindungan SosialMaknai Nilai Kepahlawanan, Pemasyarakatan Garut Raya Gelar Upacara Hari Pahlawan 2025

Ia menyoroti pentingnya kualitas guru di era modern, terutama ketika dunia pendidikan menghadapi isu ketimpangan literasi, perubahan teknologi yang cepat, serta kebutuhan pembelajaran yang lebih humanis dan berorientasi karakter.

“Guru bukan sekadar pengajar. Mereka pembentuk masa depan. Lulusan STIT Qurrota A’yun harus tampil sebagai pendidik yang memahami perkembangan anak, mampu memanfaatkan teknologi, tetapi tetap kuat akhlaknya,” tambahnya.

Surya juga menegaskan komitmen kampus untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas layanan akademik. Ia menjelaskan bahwa penguatan kurikulum berbasis kebutuhan lapangan, peningkatan kualifikasi dosen, serta kolaborasi dengan berbagai lembaga pendidikan menjadi fokus utama dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap mahasiswa dibekali kemampuan akademik, keterampilan praktis, serta karakter kepemimpinan pendidikan Islam. Ketiganya harus berjalan beriringan,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para orang tua yang selama bertahun-tahun menjadi pendorong utama keberhasilan para wisudawan. Itu karena di tengah banyaknya lembaga PAUD, madrasah, dan pesantren di Kabupaten Garut, kehadiran lulusan baru ini menjadi suplai SDM pendidikan yang sangat dinanti.

Surya menekankan bahwa ketulusan dan komitmen merupakan bekal utama seorang pendidik. “Dalam dunia yang cepat berubah, yang tidak boleh hilang adalah empati, ketulusan, dan niat untuk mencerdaskan umat. Jadilah cahaya bagi lingkungan, jadilah pendidik yang membangkitkan harapan,” tutupnya. (*)

0 Komentar