GARUT – Program pemerintah pusat, dalam hal ini makan bergizi gratis (MBG) diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang luas terhadap aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Termasuk untuk mendongkrak pertumbuhan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Karena Presiden sendiri pernah mengeluarkan pernyataan bahwa BUMDes ini harus bisa berperan dalam program MBG, minimal sebagai pemasok utama bahan makanan untuk MBG.
Naryana, Direktur BUMDes Bangkit Mekarsari, Desa Mekarsari, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut menyebut, sebagai penegasan dari arahan presiden itu, bahkan sekarang ini BUMDes diwajibkan memiliki kegiatan utama di bidang ketahanan pangan.
Baca Juga:Dinas Pertanian Garut Menduga Daya Beli Petani Pengaruhi Rendahnya Serapan Pupuk SubsidiHebat! Warga Karangmulya Hibahkan Tanah 1,2 Km untuk Pembangunan Jalan Umum
“Pemerintah mewajibkan, bahwa dana desa tahun 2025 itu minimal 20% harus dialokasikan untuk penyertaan modal di BUMDes. Dimana dana penyertaan modal tersebut harus dialokasikan untuk unit usaha ketahanan pangan,” ujar Naryana, Jumat (14/11).
Dengan begitu, kata Naryana, sebetulnya program Presiden Prabowo ini sudah sangat jelas. Semua lini digerakkan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, salah satunya untuk mendukung program makan bergizi gratis. Dan BUMDes menjadi salah satu bagian dari yang digerakkan presiden.
“Nah, ketika berbicara mendukung ketahanan pangan itu, BUMDes bisa bergerak secara langsung di sektor hulu atau sektor produksi, yaitu bertani, beternak dan budidaya ikan. Tapi BUMDes juga bisa bergerak di sektor hilir, yaitu sebagai suplayer atau perdagangan bahan pangan,” ujarnya.
Maka dalam hal ini, lanjut Naryana, BUMDes selain bisa mendukung MBG dari sektor penambahan produksi bahan pangan melalui sektor hulu (produksi), BUMDes juga sebaiknya bisa bergerak secara langsung sebagai suplayer MBG.
“Maka saya minta agar BUMDes ini khususnya di Kabupaten Garut, harus bisa diprioritaskan dalam program MBG sebagai suplayer. Dapur-dapur MBG yang ada, seharusnya wajib merangkul yang pertama itu kepada BUMDes di desa setempat,” sambungnya.
Naryana menyebutkan jika pihaknya selama ini memang sudah berupaya menjalin kerjasama dengan calon dapur MBG. sebuah MoU pun sudah pernah dilakukan, namun sayang dapur MBG tersebut hingga kini belum berjalan.
“Ya, di desa kami kebetulan ada beberapa calon dapur yang akan beroperasi. Tapi baru satu calon dapur yang menjalin MoU dengan kita, tapi itupun dapurnya belum berjalan. Kita tidak tahu apakah akan di-ACC BGN atau tidak. Kemudian ada satu dapur yang sudah beroperasi tapi sampai sekarang memang belum ada komunikasi dengan kita,” tutupnya.(Feri)
