Rakeyan Sancang berhasil diingatkan Brajagiri Putra angkat Ayahnya yang ada di Tarumanagara, bahwa raja tersebut masih terhitung pamannya, tidak baik sesama saudara saling membinasakan.
“Beberapa tahun setelah itu Rakeyan Sancang kembali berangkat ke Tanah Arab ketika mendengar Sayidina Ali dianiyaya. Hingga kesempatan tersebut digunakan oleh Prabu Nagajaya Warman Raja Tarumanagara ke-10, untuk menyerang Kadatuan Sura Mandiri Gunung Nagara sehingga menewaskan hampir seluruh pengikut Rakeyan Sancang yang tinggal di Gunung Nagara, dimana bekas bekas makamnya pun sampai saat ini masih ada, ratusan bahkan mungkin Ribuan makam yang berada di bawah Gunung Nagara,” sebutnya.
Dewan Pembina pada Dewan Kebudayaan Kabupaten Garut, Rudy Gunawan menyebut, kekayaan sejarah dan budaya di Gunung Nagara ini perlu digali lebih jauh lagi. Khususnya untuk menguak kebenaran kisah Rakeyan Sancang dan jejak peradaban Islam di tatar sunda.
Baca Juga:Babak 12 Besar Liga 4 Seri 1, Persigar Sukses Tumbangkan PSB Bogor Ditengah Gempuran Transportasi Online, Arif Bertahan Menjadi Sopir Angkot Meski Penghasilan Menurun Drrastis
Karena diyakini bahwa masuknya Islam di tanah sunda (Garut), sudah jauh hari sejak masa kehidupan Rasulullah dan para sahabat.
“Di dalamnya ada batu nisan. Dimana batu nisan itu menggunakan arab gundul dan itu mencerminkan adanya peradaban Islam. Itu dianggap peradaban Islam yang paling tua,” kata Rudy Gunawan mantan Bupati Garut.
Jika merujuk kepada undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang Kebudayaan, Rudy menilai bahwa sudah menjadi kewajiban negara untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaan di tanah air.
”Nah dewan kebudayaan itu sebagai entitas non pemerintah, punya inisiatif bersama pemerintah yang tadi itu,( melindungi mengembangkan memanfaatkan dan membina kebudayaan),” sebut Rudy.
Seorang budayawan Jawa Barat, Irjen Po. (Purn) Dr. Drs Anton Charliyan, seperti dikutip dari youtube GIN TALK juga mengungkapkan satu hal yang menarik dari blok pemakaman di Gunung Nagara, Kabupaten Garut.
Kisah tentang keberadaan Pangeran Kian Sancang di Gunung Nagara terus menjadi bagian penting dari sejarah dan kepercayaan masyarakat Garut. Berdasarkan berbagai sumber cerita dan naskah kuno, sejumlah tokoh dan peneliti berupaya menelusuri jejak peninggalan sejarah tersebut.
“Pangeran Kian Sancang yang ada di Gunung Nagara saya memahami hal ini berdasarkan cerita dan hikayat ada di dalam beberapa naskah,” ujarnya.
