GARUT – Perjalanan panjang seniman asal Kabupaten Garut, Iwan Muri, dalam mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) bukanlah hal yang instan. Di balik keberhasilannya pada tahun 2005 dan 2006, tersimpan kisah penuh perjuangan, dukungan, dan penghargaan dari berbagai pihak yang ikut berperan dalam mewujudkan impiannya.
Iwan mengenang masa-masa itu sebagai titik penting dalam karier seninya. Ia menceritakan bagaimana perjuangannya untuk bisa tampil hingga meraih pengakuan nasional sebagai pelukis dengan karya dan dedikasi yang luar biasa.
Di balik kesuksesannya itu, Iwan tak bisa melupakan sosok pemimpin daerah yang kala itu memberikan dukungan penuh terhadap kiprahnya sebagai seniman Garut. Dukungan itulah yang membuatnya mantap melangkah hingga berhasil mengharumkan nama daerahnya melalui rekor MURI.
Baca Juga:Perda PKL Masih Dibahas, DPRD Garut Janjikan Rampung Bulan IniRudy Gunawan Kembalikan Persigar ke Pemkab Garut Bukan Soal Anggaran, Ini Penyebabnya
Menurutnya, di masa kepemimpinan Bupati Agus Supriadi dan Wakil Bupati Memo Hermawan, ia mendapat banyak perhatian dan fasilitas untuk bisa menampilkan karya-karyanya di tingkat nasional. Salah satunya, saat dirinya akan mengikuti proses penilaian MURI di Semarang.
Iwan juga bercerita tentang awal mula munculnya nama ‘Iwan Muri’ yang kini melekat erat dengan identitasnya sebagai seniman Garut. Nama tersebut, kata dia, merupakan pemberian langsung dari Memo Hermawan.
“Jadi waktu itu saya diberikan nama MURI oleh Pak Memo. Ya sudah lah, mulai saat ini nama kamu Iwan Muri,” kata Iwan menirukan ucapan Memo Hermawan saat itu.
Ia menuturkan, nama tersebut menjadi simbol perjuangannya dan bentuk apresiasi dari pemerintah daerah atas prestasi yang telah diraih. “Nama itu bukan sekadar panggilan, tapi pengingat perjuangan dan rasa terima kasih saya kepada beliau,” tuturnya.
Selain kepada dua tokoh pemimpin daerah itu, Iwan juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Kapolres Garut dan Kabag Bina Mitra Polres Garut yang saat itu ikut memberikan dukungan moril maupun fasilitas. Ia mengaku hubungan baik dengan aparat kepolisian kala itu sangat membantu dalam proses menuju pencatatan rekor.
“Saya berterima kasih sekali atas kontribusi, perhatian, dan atensi dari Pak Agus Supriadi dan Pak Memo pada waktu itu. Perjuangan saya ke Museum Rekor Indonesia atas dorongan beliau. Dan yang tak kalah penting, saya dekat sekali dengan Kepala Bagian Bina Mitra Polres Garut, Pak Edi S. Harianto, dan Pak Kapolres waktu itu. Saya pengen sekali ketemu beliau karena beliau yang memberikan fasilitas saat saya final di Semarang,” ungkapnya.
