GARUT – Penyakit Tuberkulosis atau TBC, di Kabupaten Garut hingga awal November sekarang sudah mencapai 5.300 kasus. Hal tersebut disampaikan langsung Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani.
Ia mengungkapkan, dari awal tahun hingga November sekarang kasus penyakit TBC sekitar 5.300, untuk anak sekitar 1.200.
“Ya kondisi TBC di Garut, hingga November sekarang kasusnya untuk tahun ini ada sekitar 5.300, kalau untuk anak itu ada di sekitar 1.200an,” ujarnya, Senin (10/11).
Baca Juga:Tahun 2026, Rekontruksi dan Pembangunan Jalan Baru di Garut Dipastikan Tidak AdaBupati Garut Ajak Warga Korban Nilai Perjuangan di Peringatan Hari Pahlawan
Leli memaparkan, bahwa penyakit ini merupakan penyakit yang menular, sehingga harus segera ditangani dengan cepat.
“Ya karena itu tertular, makanya kita harus segera menyelesaikan untuk yang penderita TBC itu harus diobati sampai sembuh,” paparnya.
Kemudian, kata Leli, kasus TBC ini harus dilakukan screening terlebih dahulu, dan harus cepat ditangani, serta yang bersentuhan langsung dengan pengidam TBC harus segera dilakukan terapi.
“Diawali dengan ditemukan dulu dari screening awal, deteksi dini, kemudian ketika sudah ditemukan kita periksa lengkap, kemudian kita berikan pengobatan sampai sembuh, dan yang kontak dengan yang positif itu juga harus segera dilakukan terapi,” katanya.
Ia menjelaskan, apabila TBC ini infeksi nya sudah parah, kemungkinan bisa mengakibatkan kematian. “Kalau sudah infeksinya, komplikasinya sudah parah yang memang bisa menyebabkan kematian,” jelasnya.
Langkah dari dinas untuk menekan penyakit TBC ini, dilakukan screening secara berkala, dan ditangani dengan cepat.
“Sebanyak-banyaknya kita melakukan screening untuk didapatkan penderita TBC sejak awal, sehingga segera kita bisa obati sampai sembuh,” ucap Leli.
Baca Juga:Imbas Regulasi PSSI, Klub Persigar Harus Lepas dari Kendali Pemkab GarutTerus Bergerak Melanjutkan Perjuangan, Lapas Garut Peringati Hari Pahlawan dengan Khidmat
Dengan jumlah TBC saat ini, kata Leli untuk obat yang tersedia di setiap Fasilitas Kesehatan terbilang cukup, artinya tidak mengalami kekurangan obat. “Engga kurang ko, Alhamdulillah cukup,” pungkasnya. (Rizka)