GARUT – Nandang (65), warga Kampung Nyeplek, Desa Persiapan Sindang Rahayu, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. Selama 38 tahun, ia belum pernah lagi bertemu dengan anak bungsunya, Lina Parlina.
Kisah perpisahan itu bermula ketika Nandang dan istrinya, Sukowati Kalbaryani, bercerai saat mereka masih tinggal di kawasan Rambutan, Jakarta. Setelah perceraian, anak bungsunya, Lina, dibawa oleh Sukowati
Tak lama kemudian, Nandang mendengar kabar bahwa Lina ikut bersama seorang pedagang buah bernama Omo di Bekasi.
Baca Juga:Sampah Menumpuk di Tebing Cirangon, Larangan Pemdes Tak Dihiraukan WargaTKW Asal Garut yang Sempat Terlantar di Arab Saudi Akhirnya Pulang, Pemkab Apresiasi Respon Cepat Kemnaker
“Lina dibawa oleh Omo, katanya atas seizin mantan istri saya. Karena istri Omo tidak punya anak,” tutur Nandang, Minggu (2/11).
Saat itu, Lina masih duduk di bangku kelas 3 SD. Sejak itulah, hubungan ayah dan anak itu terputus. Nandang sempat berusaha mencari keberadaan mereka dengan menghubungi keluarga mantan istrinya di Sragen dan Solo, Jawa Tengah, namun hasilnya nihil. Hingga kini, kabar Lina masih misterius.
Ada dugaan bahwa Lina telah diadopsi oleh Omo sebagai anak angkat dan tidak diperbolehkan lagi bertemu dengan ayah kandungnya. Meski begitu, Nandang yakin suatu saat takdir akan mempertemukannya kembali dengan putri bungsunya itu.
“Saya berupaya mencari alamat Omo dana Sukowati di Sragen dan Solo. HIngga saat ini belum ditemukan. Lina Parlina itu anak kandung saya, berpisah sudah 38 tahun,” ucapnya.
Nandang menegaskan, ia tidak pernah menelantarkan Lina. Namun, setelah perpisahan, Lina dibawa pergi oleh mantan istrinya tanpa sempat berpamitan. Kini, ia hanya bisa berdoa agar Lina hidup bahagia dan sehat di manapun berada.(Pepen Apendi)
