Belajar dari Tragedi Longsor, Kecamatan Cisewu Lakukan Gerakan Ini dengan Seluruh Masyarakat 

Tragedi Longsor di Garut
Tragedi Longsor di Garut
0 Komentar

GARUT – Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, tercatat sebagai salah satu daerah yang rawan terjadi bencana longsor dan pergerakan tanah.

Bahkan beberapa bulan lalu, pernah terjadi insiden longsor yang menewaskan satu keluarga tertimbun tanah longsor.

Sekretaris Kecamatan (Sekmat) Cisewu, Jajang Juhara mengatakan, berkaca dari insiden longsor yang kerap terjadi, pihaknya melakukan berbagai langkah antisipasi. Salah satunya adalah membentuk gerakan “Kecamatan Tangguh”.

Baca Juga:Waspada Cuaca Ekstrem! BPBD Garut Tetapkan Siaga Darurat hingga April 2026SPSI Kritik Pemkab Garut Tak Peduli Pekerja Eks PT Danbi, Disnakertrans Membantah Tegas

“Kecamatan tangguh ini merupakan gerakan antisipasi yang melibatkan berbagai stakeholder, dari mulai pemerintah desa, UPT-UPT, instansi terkait dan juga lembaga-lembaga (relawan bencana),” katanya, Selasa (28/10).

Diantara gerakan yang dilakukan, kata Jajang, yaitu membersihkan sampah di lingkungan dan saluran air yang berpotensi menyumbat aliran air sehingga menjadi faktor penyebab longsor, kemudian berbagai penanganan lainnya kaitan dengan antisipasi bencana longsor.

Menurutnya, penanganan sampah ini rupanya hal yang sangat penting untuk mencegah longsor. Pasalnya, dari insiden yang menewaskan satu keluarga tertimbun longsor, diduga penyebabnya karena ada aliran air dari selokan yang tersumbat sehingga merembes ke dalam tanah dan menjadikan tanah labil.

Dengan gerakan ini kata Jajang, sekarang ini alhamdulillah, bencana longsor mulai berkurang di Cisewu.

“Alhamdulillah berkat kerjasama masyarakat, penanganan sampah maupun penangan hal lain terkait bencana di Cisewu sudah tidak terjadi, walaupun kemarin ada longsor sedikit tapi bisa ditanggulangi, bisa ditangani oleh masyarakat, terutama longsor di pemukiman ada terjadi bahkan ada mencapai 3 kali tapi tidak menimbulkan risiko signifikan,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya bersama tokoh masyarakat juga senantiasa melakukan sosialisasi guna memberikan edukasi masyarakat kaitan penanganan bencana longsor ini.

Tanah Bekas Longsor yang Menimbun Satu Keluarga Tidak Digunakan Lagi

Jajang mengatakan, sekarang ini lokasi yang menimbun rumah (menewaskan satu keluarga) sudah tidak digunakan lagi untuk rumah. Tanah tersebut sekarang hanya digunakan untuk kebun saja.

Baca Juga:Gubernur Jabar Bantah Dana Pemprov Ngendap di Bank, KDM Sebut BI Tak Punya Data HarianEnam Bulan Menunggu, Drainase Tertimbun Longsor di Cibatu Akhirnya Diperbaiki

Untuk keluarga korban yang tertimbun longsor satu keluarga ini juga sudah mendapatkan berbagai bantuan dari pemerintah daerah, berbagai instansi dan masyarakat. (Feri)

0 Komentar