GARUT – Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) selama ini diklaim lebih akurat dibandingkan data DTKS. Namun rupanya masih ada warga miskin yang justru terdata masuk di desil 6 di DTSEN.
Kasus seperti ini misalnya terjadi pada Minawati, seorang lansia duafa dari Kampung Cihalimun, Desa Sukatani, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Terungkapnya kondisi Minawati itu dari Anggota DPRD Garut, Yudha Puja Turnawan yang telah mengunjungi kediamannya Minggu (26/10).
Baca Juga:Maung Garut Tumbangkan Progresif Bandung Skor 2-1 di Laga Perdana liga 4 Seri 2Masih Bingung Cari Sarapan? Warmob di Jalan Ibrahim Adjie Jadi Pilihan Tempat Sarapan Hits di Garut!
Yudha menerangkan, Minawati saat ini tinggal di rumah yang sudah tidak layak huni sebatabg kara tabpa keluarga. Rumahnya nyaris roboh.
Untuk memenuhi kebutuhannya, Minawati selama ini masih bekerja sebagai buruh tani. Penghasilannya hanya sekitar Rp30.000 per hari, itupun ketika ada yang memintanya bekerja.
Selama ini kata Yudha, Minawati tak mendapatkan bantuan sosial apapun. Padahal dengan kondisinya itu, Ia sangat berhak menerima bantuan sosial.
“Beliau ini jelas tergolong warga tidak mampu. Tapi dalam data DTSEN justru tercatat sebagai desil 6. Ini anomali dan contoh nyata terjadinya exclusion error,” kata Yudha.
Kasus Minawati, tegas Yudha, menjadi bahan evaluasi bahwa DTSEN belum sepenuhnya akurat mendata kemiskinan masyarakat.
“Dengan kondisi seperti ini, semestinya beliau mendapatkan bantuan dari pemerintah. Kami berharap Kementerian Sosial segera melakukan asesmen dan memperbaiki data agar bantuan tepat sasaran,” tegasnya.
Yudha pun akan berusaha supaya Minawati bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Baca Juga:Hujan Sepanjang Hari! Prediksi Cuaca Seluruh Kecamatan di Garut Akan Diguyur Hujan, Waspada Terhadap BencanaMasjid Al-Hamedin di Wisata Ziarah Sunan Haruman Garut Diperluas, Pembangunan Dibiayai Warga dan Donatur
“Kami akan terus berikhtiar. Tidak mudah memang, tapi harus ada kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat untuk menolong Ibu Minawati,” ungkapnya.
Selain itu, Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten Garut, Dedeng Hamam, memastikan bahwa DTSEN akan jauh lebih akurat dibandingkan dengan DTKS.
Hanya saja kata Dedeng, untuk saat ini data yang ada di DTSEN belum sepenuhnya diperbaharui karena masih proses migrasi dari berbagai data yang ada.
Sekarang ini pun proses verifikasi dan validasi (verval) sedang berjalan, khususnya untuk data penerima bansos PKH, BPNT dan BLT Kesra.
Adapun untuk verifikasi validasi data kemiskinan secara umum ke depan juga akan dilakukan untuk menyempurnakan keakuratan dari DTSEN.
