GARUT – Wakil Bupati Garut Putri Karlina mewanti-wanti kepada para guru agar bisa menjaga etika terutama di media sosial, ia tidak melarang guru membuat konten namun harus yang relevan dan etis.
Peran guru di Garut dalam mendidik anak-anak tengah menjadi sorotan seiring terjadinya perubahan karakter anak dan etika media sosial guru di tengah isu Cyberbullying.
Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, mengatakan penguatan karakter anak menjadi aspek penting di tengah tantangan dunia pendidikan di era digital.
Baca Juga:Hati-hati ya! Hujan Lebat dan Banjir Diprediksi Terjadi di Garut, Terutama 10 Kecamatan IniKDM Sebut Uang 4,1 Triliun Sudah Dipakai Belanja, Tidak Ada Pengendapan Untuk Dapat Bunga
Terkhusus mengenai isu cyberbullying dan penggunaan media sosial, Putri melihat perubahan signifikan yang terjadi dalam dalam dinamika hubungan guru dan murid yang menuntut kehati-hatian.
“Dulu saya waktu sekolah ada teman saya yang dijewer, dipukul, yaudah gitu ya dinamika. Da urangna bangor. Tapi sekarang saya ikut prihatin ya, dengan karir bapak ibu sejawat-sejawat kita ketika berupaya menegakkan keadilan, justru kita yang dilaporkan balik,” kata Wabup Garut.
Perubahan zaman kata Putri, harus disikapi dengan bijak terutama dalam penanganan siswa bermasalah.
“Kalau menemukan anak-anak yang misalnya bermasalah, maka cara penyelesaian juga mungkin tidak bisa dengan mode-mode 90an, mode-mode 2000an,” katanya.
Wabup Garut pun turut menyoroti etika penggunaan media sosial di kalangan pendidik, kondisi hari ini cukup prihatin lantaran masih adanya oknum guru membuat konten namun bukan mendidik, tapi justru mengarah ke hal yang kurang etis.
“Penggunaan media sosial sekarang saya juga menemukan hal-hal yang kurang enak juga muncul dari guru-guru. Jadi bukan hanya sebagai orang yang mendidik kadang-kadang masih juga ditemukan oknum-oknum guru ini yang membuat konten-konten yang tidak bagus,” katanya.
Peringatan itu bukan berarti melarang guru untuk berkreasi, namun para guru yang kerap membuat konten yang relevan dengan profesi. Ia meminta para kepala sekolah untuk memberikan dukungan asalkan konten yang dihasilkan stafnya bersifat positif dan mendidik.
Baca Juga:Dedi Mulyadi Siap Pecat Sekda Jabar Jika Benar Ada Rp 4,1 Triliun Mengendap di BankDedi Mulyadi dan Menkeu Purbaya Saling Silang Data soal 4,1 Triliun APBD Jabar Mengendap di Bank
“Saya tidak melarang guru-guru bikin konten di sekolah. Tapi tolong kontennya harus relevan, kalau konten membagi keseharian sebagai seorang guru, bagaimana guru mengabdi, mengajarkan murid-murid saya tidak masalah. Tapi kalau udah joget-joget sama anak murid tah, rada hariwang abimah (itu, agak khawatir saya),” ujarnya.