GARUT — Sebagai bagian dari kegiatan mitigasi bencana yang digagas Kementerian Sosial, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, menjadi lokasi penyelenggaraan edukasi kebencanaan untuk pelajar. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) dan berlangsung sejak awal pekan.
Ketua Forum Komunikasi Tagana Jawa Barat, Sana Suntana, menyampaikan, bahwa program tersebut telah menargetkan 10 sekolah di wilayah Bungbulang, dengan melibatkan pelajar dan santri untuk mendapatkan pelatihan dasar tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Kita di Bungbulang sudah 10 sekolah. Jadi bukan hanya hari ini saja, kegiatan sudah dilakukan sejak Senin, dan besok puncaknya untuk Kampung Siaga Bencana,” katanya, Kamis (16/10).
Baca Juga:Antisipasi Bencana, Garut Tambah Kampung Siaga dan Lumbung Sosial di Daerah Rawan LongsorUnik! Kopi Arabika Tumbuh di Dataran Rendah Banyuresmi, Kisah Inovatif Petani Muda Garut
Selain itu, menurut Sana bahwa materi yang diberikan tidak hanya soal penyelamatan diri, tetapi juga menanamkan nilai sosial dan empati di kalangan siswa.
“Intinya mereka itu harus bisa menyelamatkan diri sendiri sebelum membantu orang lain. Kalau ada bencana itu jangan panik, dan yang sekarang lagi marak, stop bullying,” ujarnya.
Sana menambahkan, bahwa kegiatan ini dinilai sangat penting lantaran posisi Bungbulang yang rawan bencana alam seperti longsor dan gempa bumi. Selain untuk meningkatkan kesiapsiagaan, edukasi sejak dini juga diharapkan dapat membentuk generasi muda yang tangguh dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
“Edukasi kebencanaan ini penting untuk menciptakan masyarakat siaga. Anak-anak kita harus tahu bagaimana cara bertindak ketika terjadi bencana,” tambahnya.
Selain siswa, kegiatan ini juga melibatkan masyarakat umum melalui sosialisasi dan simulasi tanggap darurat. Ke depan, program serupa akan diperluas ke kecamatan lain di Garut agar setiap wilayah memiliki kemampuan mitigasi yang lebih baik. (Ale)