Garut – Semangat kemandirian dan produktivitas terus tumbuh di balik tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Garut. Kali ini, semangat itu diwujudkan melalui panen perdana jagung manis yang berhasil menghasilkan sebanyak 2 kuintal hasil panen dari lahan yang dimanfaatkan secara optimal di area branggang Lapas.
Panen perdana ini disaksikan langsung oleh Kepala Lapas Garut, Rusdedy, bersama Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Giatja), sebagai bentuk dukungan nyata terhadap program Pemasyarakatan Produktif. Tak hanya petugas, kegiatan ini juga melibatkan tiga orang warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang dengan tekun merawat dan mengelola tanaman jagung hingga masa panen tiba.
Dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar branggang, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan ruang bukan halangan untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Selain menjadi sarana pembinaan kemandirian bagi warga binaan, kegiatan ini juga mencerminkan pelaksanaan Asta Cita Presiden, khususnya poin “Memperkuat Ketahanan Pangan, Energi, dan Sumber Daya Air” serta “Meningkatkan Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya.”
Baca Juga:Reses Bertema Budaya, Yudha Puja Turnawan Serap Aspirasi Seniman Sunda di GarutBatu Garut Kelas Premium Milik Bang Diang Ini Dijual Seharga Rp30 Juta, Begini Keistimewaannya
Program ini juga sejalan dengan Akselerasi Program Pemasyarakatan, yaitu mendorong terwujudnya Lapas Produktif Berbasis Kemandirian dan Ketahanan Pangan, di mana setiap jengkal lahan dimanfaatkan untuk memberikan nilai ekonomi, edukasi, dan sosial.
Kalapas Garut, Rusdedy, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya panen hasil bumi, tetapi juga panen harapan.
“ Kami ingin menanam bukan hanya jagung, tapi juga menanam semangat kemandirian dan tanggung jawab bagi warga binaan. Hasilnya mungkin dua kuintal hari ini, tapi yang tumbuh sebenarnya adalah nilai-nilai kerja keras dan rasa percaya diri mereka,” ujarnya.
Melalui langkah nyata ini, Lapas Garut menunjukkan bahwa dari balik jeruji pun, semangat produktif bisa tumbuh subur, menyemai kemandirian, memanen perubahan, dan ikut menjaga ketahanan pangan negeri.***