RADARGARUT.ID – Kalau sedang berkunjung ke Garut pasti bosan dengan oleh-oleh dodol yang sudah terlalu biasa. Dorokdok adalah salah satu makanan khas Garut yang bisa kamu jadikan opsi sebagaii oleh-oleh khas.
Kerupuk Kulit satu ini bukan sekdar gurih dan renyah, tetapi juga menyimpan kisah Panjang tentang tradisi, kreativitas, dan kecintaan masyarakat Garut terhadap makanan sederhana.
Dorokdok adalah kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang diproses dengan cara unik hingga menghasilkan tekstur super renyah. Begitu digigit, bunyi kriuknya menjadi ciri khas tersendiri.
Baca Juga:Bikin Lapar Seketika! 3 Restoran Terbaik di Garut dengan Cita Rasa Sunda AutentikMenepi Sejenak di Garut: Destinasi Healing dengan Alam Seindah Lukisan
Sejarah kuliner khas dorokdok
Nama “dorokdok” terinspirasi dari suara yang dihasilkan dari betapa renyah nya kerupuk ini saat dikunyah. Awalnya, dorokdok ini hanyalah hasil eksperimen para peternak yang tak ingin membuang kulit hewan sisa pemotongan.
Peternak ini mengeringkan kulit hewan nya di bawah sinar matahari, lalu menggorengnya hingga mengembang dan garing. Siapa sangka, camilab sederhana itu kini menjelma jadi salah satu ikon kuliner garut yang banyak di cari.
Selain cita rasa gurih klasik, kini muncul pula varian manis-gurih dari kulit kerbau. Sehingga hal ini dapat membuktikan bahwa dorokdok bisa menyesuaikan dengan selera zaman. Kandungan protein nya juga tinggi, camilan ini tetap memberi gizi bagi tubuh.
Resep dan Cara membuat dorokdok
Kalau penasaran bagaimana camilan legendaris Garut ini dibuat, yuk intip rahasia di balik kerenyhannya. Proses pembuatan dorokdok memang membutuhkan waktu dan ketelatenan, tapi hasil akhirnya memuaskan.
Bahan utama nya adalah kulit sapi segar yang direndam dalma air bercampur kapur sirih selama sehari agar teksturnya lentur dan mudah dibersihkan. Setelah dicuci dan direbus hingga empuk, kulit dijemur hingga kering lalu dipotong kecil – kecil.
Bumbu halus dari bawang putih, garam, ketumbar, dan sedikit gula direbus Bersama air, kemudian kulit yang sudah kering direndam di dalamnya agar cita rasa gurihnya meresap sempurna.
Setelah dijemur kembali, dorokdok digoreng dua kali, yang pertama dalam minyak dingin untuk mengembangkan teksturnya, lalu dalam minyak panas hingga berwarna keemasan.