GARUT – Belakangan ini kasus keracunan massal diduga dari Makanan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kabupaten Garut terus menjadi sorotan, pasalnya belum genap satu bulan, keracunan kembali terjadi.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Garut, Tri Cahyo, menyampaikan, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keracunan massal.
“Ini (keracunan) bisa terjadi dibeberapa titik, misalnya mulai dari penyimpanan bahan makananan. Maksudnya begini, bisa saja makanan di taro di bawah atau dimana saja atau mungkin daging yang tidak disimpan di freezer, termasuk juga bisa jadi pemilihan bahan dari awal apakah sudah busuk atau tidak,” Ujar Tri Cahyo, Selasa (1/10).
Baca Juga:ISNU Dorong Pemkab Garut Segera Bentuk KPADPersigar Garut Hadapi Liga 4 Seri 1 Jabar dengan 100 Persen Pemain Lokal
Tri Cahyo mengungkapkan, bahwa pengolahan makanan juga bisa menjadi salah satu faktor terjadinya keracunan.
“Bisa juga karena faktor saat pengolahan, seperti masaknya matang atau tidak. Ada juga yang karena ketika nasinya masih panas tapi sudah ditutup,”ungkapnya.
Selain itu menurut Tri, pendistribusian makanan juga sangat berpengaruh bagi kesehatan sekaligus bisa menjadi faktor penyebab adanya kasus keracunan.
” ya, distribusi juga bisa berpengaruh. Misalnya dimasaknya kapan tapi dieksekusinya kapan, jadi bisa diakibatkan oleh beberapa titik faktor, sehingga mulai dari pemilihan bahan makanan hingga distribusi itu perlu diperhatikan,” Ujarnya.
Ia juga menambahkan, bahwa makanan yang disajikan dalam program MBG ini batas waktu konsumsinya itu yakni 6 jam,
“Sesuai dengan yang disarankan oleh kementerian kesehatan yang menyarankan makanan itu tidak boleh di bawa pulang, karena batas konsumsi itu paling bagus ya 6 jam. Tapi saya sering lihat di tiktok makanan itu dibawa pulang lalu diberikan kepada adiknya, secara kesehatan itu tidak bagus karena durasi waktunya menjadi lebih lama. Jadi bagusnya ya makan ditempat saja,” Pungkasnya. (Ale)