Sekda Garut Masih Tunggu Hasil Lab Kasus Keracunan MBG di Kadungora

Sekda Garut, Nurdin Yana
Sekda Garut, Nurdin Yana
0 Komentar

GARUT – Pemerintah Kabupaten Garut saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium terkait kasus keracunan yang menimpa ratusan pelajar di Kadungora yang diduga setelah menyantap maknan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sekertaris Daerah Kabupaten Garut, ​Nurdin Yana mengakui bahwa hingga hari ini, Senin (29/9) ia belum menerima laporan resmi terkait hasil pemeriksaan yang dijanjikan keluar dalam 5 hingga 7 hari sebelumnya.

​”Hari ini belum mendapatkan hasilnya ya, itu kan kemarin hasil akan keluar 5-7 hari, ini kan sudah lebih. Nah saya belum cek dan saya belum dapat laporan dari KadiNkes (Kepala Dinas Kesehatan),” ujar Nurdin Yana, Senin (29/9).

Baca Juga:Woow !!! Lapas Garut Panen 24 Ton Ayam Pedaging, WBP Ikut BeternakHadiri Panen Raya, Kapolda Jabar Bangga dengan Produksi Jagung Garut

​Meski demikian, Nurdin menyampaikan kabar baik bahwa hari ini sudah tidak ada lagi pasien yang dirawat di puskesmas terkait kasus keracunan itu.​”Tetapi poinnya bahwa hari ini sudah tidak ada lagi yang dirawat di puskesmas. Saya belum dapat informasi, mungkin di daerah lain sudah keluar hasilnya saya belum memantau lagi,” katanya.

​Terkait program Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Nurdin Yana menegaskan bahwa penentuan operasional dan kewenangan berada di tangan Badan Gizi Nasional (BGN), sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mereka pegang.

​”Kalau SPPG itu sebagaimana ketentuan SOP yang mereka pegang, karena itu menjadi tanggung jawab mereka dan menjadi kewenangan mereka, tidak jadi kewenangan kita. Pada akhirnya tidak ada penutupan kan, Presiden dalam jumpa persnya seperti begitu,” jelasnya.

​Sekda Garut juga menyoroti masalah penetapan lokasi dan persebaran penerima manfaat. Menurutnya, penetapan lokasi menjadi tanggung jawab BGN, dan Pemkab Garut tidak mendapatkan persetujuan. Nurdin berharap ada perubahan dalam pemetaan segmen penerima manfaat.​”Seharusnya mapping-nya didasarkan itu (anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui), jadi di mana porsinya, karena itu kebijakan BGN-nya. Mudah-mudahan besok ada perubahan,” harapnya.

​Terkait perkembangan SPPG di Garut, ia menyampaikan target awal aktivasi. ​Ia menambahkan, jumlah SPPG yang sudah aktivasi terus bertambah setiap minggunya, namun ia belum sempat mengecek data terkini.

“Sebetulnya target kita SPPG ada di angka 299. Ini berdasarkan informasi dari Deputi Pengawasan dan Monitoring waktu beliau berkunjung kepada kita,” ungkapnya.(rizki)

0 Komentar