GARUT – Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap petunjuk teknis (juknis) dalam penyediaan Makanan Bergizi Gratis (MBG). Hal tersebut disampaikan usai meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Al Bayyinah 2, Kadungora, Garut, Jawa Barat.
Cucun menjelaskan bahwa insiden keracunan di Garut menjadi momentum untuk memperkuat standar operasional, terutama terkait kondisi dapur dan proses pengolahan makanan. Ia menyebutkan, BGN telah memperbarui standar teknis dapurnya.
”Sudah disampaikan kita ingin semua mengikuti juknis yang dikeluarkan oleh BGN. Juknis (petunjuk teknis) terakhir itu ukuran dapurnya sekarang bukan 15×20 lagi, jadi 20×20 dari mulai alur masuk barang,” jelas Cucun, Jumat (26/9).
Baca Juga:Wakil Ketua DPR RI Datangi SPPG Al Bayyinah 2 Kadungora, Minta Pengawasan DiperketatSindikat Pengedar Sabu Diungkap, Dua Kurir dan Barang Buktinya Diringkus
“Kemudian proses skrining barang, masuk ke gudang basah, ada gudang kering, proses persiapan, steamer masak nasi terpisah, masak untuk lauknya terpisah kemudian proses untuk persiapan makanan sudah jadi,” sambungnya.
Ia juga menekankan bahwa aspek mitigasi harus melibatkan ahli gizi sejak awal.
“Sorotan dari DPR RI sendiri, kalau itu proses mitigasinya tadi ahli gizi dari mulai proses persiapan sampai ke proses masak sampai ketika nanti mau packing, ahli gizi masuk disana. Dan standarisasi kompetensi atau yuditasi ahli gizi ini terus di upgrade, makanya nanti ada kewajiban setiap mitra memiliki untuk test food itu,” ujarnya.
Cucun bahkan mengusulkan agar prosedur uji coba makanan di SPPG menjadi wajib dilakukan. Ia berharap, perbaikan standar ini dapat diimplementasikan oleh semua stakeholder. Ia juga mengakui bahwa pengawasan perlu ditingkatkan.
“Ini (uji coba makanan di SPPG) salah satunya yang kita usulkan ketika nanti rapat. pokoknya kerjasama bermitra harus ada test food jangan sampai kejadian lagi, cek makanannya layak, aman pangan, layak dimakan. Kita itu akan pastikan setiap rapat,” tegasnya.
“Kemudian juga kami komisi 9 hampir melakukan kunjungan-kunjungan ke dapur-dapur itu. Kadang kalau kunjungan itu dibawanya ke dapurnya yang sesuai dengan standar layak, makannya ini penting catatan catatan kita, inshaallah perbaikan oleh semua stakeholder,” ucapnya. (Rizki Peratami)