GARUT – Lapas Kelas IIA Garut kembali menjadi sorotan positif setelah berhasil melepas ekspor produk Coir Shade ke Spanyol, (25/9). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koperasi dan UMKM RI, Maman Abdurrahman, menyampaikan apresiasi tinggi dan berjanji akan membuka akses pasar ekspor yang lebih luas bagi produk UMKM karya Warga Binaan.
“ Salut, Lapas Garut ini betul-betul pro UMKM. Saya akan sampaikan ke Pak Agus (Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan) bahwa ini salah satu Lapas yang serius membina warga binaan melalui ekosistem UMKM, dan pemerintah akan hadir membuka akses pasar ekspornya,” tegas Menteri dalam wawancaranya.
Lapas Garut telah mengembangkan sejumlah unit usaha berbasis UMKM yang dikerjakan langsung oleh Warga Binaan, antara lain:
Baca Juga:Pedagang Ayam Menuding Program MBG Picu Kenaikan Harga Ayam di GarutMobil Gen Z: Pilihan Kendaraan Modern untuk Generasi Masa Kini
- Sentra Produksi Coir Shade: produk utama berbahan sabut kelapa yang telah rutin diekspor ke Prancis, Korea, dan Spanyol.
- Membatik: pelatihan dan produksi batik tulis maupun cap sebagai warisan budaya.
- Konveksi: pembuatan pakaian sederhana untuk pasar lokal.
- Kayana Coffee: brand kopi khas Garut hasil olahan WBP, dari sangrai hingga pengemasan.
- Bakery Roti: produksi roti dan kue kering untuk konsumsi internal dan pemasaran.
Dengan ekosistem ini, WBP tidak hanya mendapatkan upah kerja dan keterampilan, tetapi juga remisi karena perilaku baik, sehingga pembinaan berjalan secara produktif dan manusiawi.
Menteri UMKM menegaskan bahwa pemerintah memiliki peran strategis dalam memperluas pasar produk UMKM Pemasyarakatan.
“Kita akan bantu dalam dua hal. Pertama, akses pembiayaan, yang saya yakin bisa didukung Bank BJB. Kedua, akses pasar, karena market-nya luar negeri. Kita akan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Deputi Perluasan Akses Pasar agar produk ini bisa masuk ke lebih banyak negara,” ujar Menteri.
Menurutnya, Lapas Garut adalah contoh nyata bagaimana pembinaan bisa selaras dengan penguatan UMKM dan ekspor.
“Ini bukan sekadar program, tapi ekosistem yang hidup. Warga binaan mendapat penghasilan, petani sekitar terserap hasil panennya, pengusaha ikut terlibat, dan negara mendapat manfaat dari ekspor. Ini harus ditiru,” tambahnya.