Pedagang Ayam Menuding Program MBG Picu Kenaikan Harga Ayam di Garut

penjual ayam potong di pasar Ciawitali Garut
penjual ayam potong di pasar Ciawitali Garut
0 Komentar

​Garut – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga menyebabkan lonjakan harga komoditas ayam potong di Kabupaten Garut.

Kenaikan harga ini juga disebut-sebut menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, dan berimbas pula terhadap penghasilan pedagang di pasar tradisional.

​Atin, seorang pedagang ayam potong di Pasar Ciawitali Garut, mengungkapkan bahwa harga ayam kini jauh di atas batas normal. Ia menyebutkan, harga per kilogram sempat mencapai Rp40.000, dan kini sedikit turun menjadi Rp38.000. Padahal, harga normal ayam potong di hari biasa berkisar di angka Rp32.000.

Baca Juga:Mobil Gen Z: Pilihan Kendaraan Modern untuk Generasi Masa KiniProfesor Deni Darmawan Dorong Pemanfaatan Robot AI untuk Pendidikan di Garut

​”Ini ayam harga segini itu pas hari raya. Sekarang hari biasa juga sudah segini. Kalau hari raya memang nyampe Rp40.000, Rp38.000. Sekarang belum hari raya sudah melejit harganya,” keluhnya, Kamis (25/9).

​Kenaikan harga yang tidak wajar ini membuat Atin dan pedagang lainnya sulit menjual dagangannya. Dampaknya terasa sangat parah pada omzet harian.

“Biasanya habis sampai berapa kintalan sehari, sekarang mah mau habis 40 ekor juga susah. Turun drastis sudah,” ujarnya.

​Atin menduga, program MBG telah mengganggu rantai pasok. Menurutnya, program tersebut menyebabkan harga ayam menjadi mahal, dan yang lebih memberatkan adalah pihak MBG diduga membeli langsung kepada bandar, bukan kepada pedagang.

​”Karena mahal jadi sulit menjual, karena ada MBG. Jadi malah kalau tidak ada MBG mungkin normal ya. Jadi MBG juga belinya bukan ke pedagang tapi ke bandar. Kita kan jadi terhambat, jadi susah, semenjak itu ada MBG,” jelasnya.

​Atin juga mengaku kurang bersemangat berjualan sejak harga mahal.

“Males jualan karena sepi, jadi enggak ada semangat,” tambahnya.(rizki)

0 Komentar