Komisi IX DPR-RI Minta Badan Gizi Nasional Ketat Beri Izin

istimewa
Komisi IX DPR-RI Minta Badan Gizi Nasional Ketat Beri Izin
0 Komentar

GARUT – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk meningkatkan pengawasan dan memperketat pemberian izin operasional dapur MBG. Hal tersebut disampaikan saat ia mengunjungi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Al Bayyinah 2 Kadungora, Garut, Jawa Barat pada Jumat (26/9).

Nihayatul Wafiroh mengatakan bahwa pengawasan dan pengetatan pemberian izin sangat perlu dilakukan untuk mencegah terulangnya insiden keracunan makanan. Dan terkait hal tersebut, Komisi IX telah menyampaikan banyak rekomendasi kepada BGN, termasuk melaksanakan pengawasan langsung ke beberapa lokasi dapur.

Menurutnya, percepatan kontrak kerja sama dengan dapur tidak boleh mengabaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.

Baca Juga:Seluruh Petugas Rutan Garut Jalani Latihan Fisik, Mental, dan DisiplinPersigar Siapkan Kontrak Pemain dan Agenda Uji Coba untuk Hadapi Liga 4 Seri 1 Jawa Barat

​”Komisi IX kita sudah melakukan banyak sekali rekomendasi-rekomendasi kepada BGN. Di samping itu, kita juga melakukan pengawasan langsung ke beberapa dapur,” ujar Nihayatul Wafiroh.

Dalam kesempatan tersebut, Nihayatul Wafiroh juga menekankan pentingnya kepastian kesiapan dapur sebelum izin dikeluarkan.

“Memang kita pesan kepada BGN, kalau dapur itu benar-benar ready, SOP-nya belum dijalankan jangan dikeluarkan izin. Jangan sampai kita juga mempercepat kontrak dengan dapur, tapi kita melupakan dengan SOP yang ada,” katanya.

​Diakuinya, ketegasan ini didorong oleh keinginan kuat Komisi IX untuk memastikan bahwa kejadian keracunan di berbagai tempat tidak terulang kembali. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya peningkatan pengawasan dan kerjasama yang baik dengan pemilik dapur dan mitra.

Nihayatul Wafiroh sempat menceritakan hasil temuan dari kunjungan kerja Komisi IX ke Batam beberapa waktu kebelakang. Ia mengaku sempat menemukan dapur yang baru beroperasi satu bulan dan menemukan sejumlah kekurangan yang berpotensi membahayakan.

​”Beberapa kasus, kemarin kita juga ke Batam. Ini baru satu bulan dapurnya, tapi tempat masaknya kecil, lalu tidak ada gensetnya. Kebetulan kita ke sana lampunya pas mati,” ungkapnya.

Ketiadaan generator set (genset) juga menurutnya sangat berisiko, terutama karena peralatan pendingin seperti kulkas dan sealer akan mati total saat listrik padam. “Padahal kan yang namanya kulkas, sealer itu (akan) dalam kondisi mati. Karena kalau mati, otomatis itu ada ikan, ada daging, semuanya berbahaya,” katanya. (Rizki Peratami)

0 Komentar