Desa Cintaasih Kembangkan Perikanan Bioflok dan Jagung Hibrida Lewat Program Ketahanan Pangan BUMDes

program ketahanan pangan BUMDes Desa Cintaasih
program ketahanan pangan BUMDes Desa Cintaasih
0 Komentar

GARUT – Desa Cintaasih, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut merampungkan realisasi program ketahanan pangan dengan mengalokasikan sekitar 20 persen dari dana desa. Program ini dialokasikan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di sektor peternakan dan pertanian.

Kepala Desa Cintaasih, Ade Mohamad Sofyan, menjelaskan bahwa program dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, dana sebesar Rp97,2 juta dialokasikan untuk pengembangan budidaya ikan sistem bioflok di tiga titik, berlokasi di RW 5 dan RW 4.

Sementara itu, tahap kedua dana ketahanan pangan dialokasikan kembali sebesar Rp64 juta untuk peternakan lele di RW 2 dan RW 1, serta Rp15 juta untuk penanaman jagung hibrida seluas 1,5 hektare.

Baca Juga:‎Pemkab Garut dan Baznas RI Perkuat Kerja Sama Penyaluran Zakat untuk Kesejahteraan Masyarakat‎Pemkab Garut dan Baznas RI Perkuat Kerja Sama Penyaluran Zakat untuk Kesejahteraan Masyarakat

” Untuk Desa Cintasih, ketahanan pangan Alhamdulillah direalisasikan dua tahap, tahap pertama ke BUMDES Desa kisaran Rp 97.200.000, yang tahap pertama untuk BUMDes Desa dialokasikan untuk ternakan bioflok di tiga lokasi, tiga subunit usaha BUMDES Bersama, yang lokasinya di RW5 dan RW4, sedangkan untuk tahap kedua untuk BUMDES Bersama kisaran Rp.40.000.000, untuk tahap kedua dialokasikan untuk peternakan lele 2 lokasi di Rw 2 dan RW 1, dan Rp.15.000.000, dialokasikan untuk ketahanan pangan penanaman jagung Hibrida,” tegas Kades.

Adapun untuk BUMDes bersama pihaknya melakukan kerjasama mengalokasikan kebutuhan modal para petani.

” Untuk BUMDes bersama Kami kerjasama untuk mengalokasikan kebutuhan para petani, pinjaman untuk modal petani, kenapa mungkin desa dialokasikan ke BUMDea bersama? karena itu sesuai dengan aturan bisa BUMDes Desa dan bisa BUMDes bersama, karena BUMDes bersama kami sudah bisa dipertanggungjawabkan tentang pinjaman untuk modal pertanian,” ucapnya.

Kolaborasi dengan Paguyuban Bioflok

Ade menambahkan, pihak desa menjalin kerja sama dengan Paguyuban Bioflok Kabupaten Garut untuk mendukung pembinaan teknis serta keberlanjutan program. Satu titik bioflok dialokasikan dana sekitar Rp30 juta yang mencakup peralatan, bibit, dan benih.

“Bioflok mungkin kerjasama dengan paguyuban Bioflok Kabupaten Garut, kami alokasikan tiga titik, satu titiknya kisaran 30 juta, itu termasuk peralatan segala macam, bibit, benih, peralatan-peralatan bioflok senilai 30 juta, itu di tiga titik,” katanya.

” Kalau estimasi mungkin kami juga sudah menganalisa dan kerjasama dengan Paguyuban Bioflok di Kabupaten Garut. Kenapa kami ada kerjasama dengan Paguyuban? karena kami butuh pembinaan, satu pembinaan dan keduanya mungkin dari hasil tersebut bisa diambil kembali oleh Paguyuban bisa kerjasama, BUMDes juga mungkin dengan kelompok-kelompok subunit usaha itu ada MOU, berapa persen keuntungan untuk BUMDes, berapa persen untuk pengelola,” ungkapnya.

0 Komentar