Pembinaan Narapidana Berbasis Rehabilitasi Sosial
Garut – Suasana Aula Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Garut pada Kamis 18 September 2025 terasa berbeda. Di balik tembok tinggi yang biasanya identik dengan pembatas, kali ini justru lahir semangat kolaborasi yang penuh harapan. Lapas Garut menerima kunjungan supervisi dari Politeknik Kesejahteraan Sosial (Polteksos) Bandung.
Bukan sekadar agenda rutin, pertemuan ini menjadi momentum awal penjajakan kerja sama besar: membangun sistem pembinaan narapidana berbasis rehabilitasi sosial melalui mekanisme Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Kepala Lapas Garut, Rusdedy, menyambut hangat kedatangan jajaran dosen dan mahasiswa Polteksos. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan lembaga pemasyarakatan.
Baca Juga:Dukung Rehabilitasi Sosial, Polteksos Bandung Supervisi Praktikum Mahasiswa di Lapas GarutBupati Garut Minta Pedagang Pasar Ciawitali Tertibkan Diri Selama Perbaikan Jalan dan Drainase
“Lapas bukan hanya tempat menjalani pidana, tetapi juga ruang belajar kehidupan. Dengan menggandeng perguruan tinggi, kita ingin membangun sistem pembinaan yang tidak sekadar rutinitas, melainkan berbasis riset, inovasi, dan nilai-nilai sosial. Inilah jalan untuk menghadirkan rehabilitasi yang nyata,” ujar Rusdedy penuh semangat.
Kolaborasi ini berangkat dari semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Melalui kerja sama ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman praktik lapangan, tetapi juga ikut merancang program yang bisa membawa perubahan di balik jeruji.
Dosen pembimbing Polteksos Bandung menambahkan, “Mahasiswa kami perlu melihat langsung bagaimana teori yang dipelajari di kelas bisa diimplementasikan. Lapas Garut memberi ruang itu, dan bersama-sama kita akan menyusun sistem pembinaan yang berakar pada realitas, namun tetap berbasis ilmu pengetahuan”.
Selepas sesi diskusi, rombongan mahasiswa menyusuri berbagai unit kegiatan pembinaan di Lapas Garut. Mereka melihat bagaimana warga binaan mengolah serabut kelapa menjadi coirshade, menjahit di unit konveksi, membatik motif khas Garut, hingga mengolah kopi dan membuat roti. Bagi para mahasiswa, ini bukan sekadar kunjungan, tetapi potret nyata tentang bagaimana narapidana ditempa agar lebih siap kembali ke masyarakat.
Dari pertemuan ini, kedua pihak sepakat untuk melangkah lebih jauh. Lapas Garut dan Polteksos Bandung akan bersama-sama:
- Merancang kurikulum pembinaan berbasis rehabilitasi sosial.
- Menggelar riset kolaboratif tentang efektivitas program pembinaan
- Menghadirkan program pengabdian masyarakat yang melibatkan warga binaan dan keluarga mereka.