Sementara, Kepala SMA Siti Aisyah, Hari Triputuharja mengaku cukup terkejut dengan banyaknya siswa yang mengalami gejala keracunan bersamaan. Ia pun mengungkap detik-detik siswanya yang mulai mengeluhkan sakit perut.
“Dari pihak sekolah, kami langsung koordinasi dengan Puskesmas. Alhamdulillah cepat tanggap, mereka datang ke sekolah untuk melakukan pemeriksaan, dan ada beberapa siswa yang dibawa ke Puskesmas,” ujar Hari.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari siswa, menurut Hari, rupanya gejala tersebut sudah dirasakan mereka sejak Rabu (17/9) dini hari. Mereka bahkan ada yang sampai bolak-balik ke toilet.
Baca Juga:Korban Keracunan di Kadungora yang Dirawat Inap Bertambah jadi 15 OrangPuluhan Warga Binaan Rutan Kelas IIB Garut Ikuti Program Rehabilitasi Pemasyarakatan
“Bahkan ada yang tetap memaksa masuk sekolah, tapi karena tidak kuat akhirnya izin pulang,” ungkapnya.
Diakui Hari, Sebagian pihak menduga keracunan berasal dari Makanan Bergizi Gratis (MBG). Namun walau begitu menurutnya hal tersebut masih harus dilakukan penelitian dan kajian oleh pihak berwenang.
“Sebetulnya kita tidak bisa langsung berasumsi, apakah ini karena MBG atau bukan. Menu kemarin rasanya enak, tidak asam, saya pun ikut makan dan tidak ada masalah. Jadi kita tunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.
Hari berharap kejadian ini tidak berlanjut dan siswa bisa kembali pulih. “Mudah-mudahan selanjutnya tidak ada apa-apa lagi,” pungkasnya. (Rizki Peratami)