Korban Keracunan di Kadungora Bertambah Lagi, yang Bergejala Mencapai 569 Pelajar

Rizki Peratami/Radar Garut
Korban Keracunan di Kadungora Jalani Perawatan
0 Komentar

GARUT – Korban keracunan yang diduga dari Makanan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat terus mengalami penambahan. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut merilis data terbaru siswa yang mengalami gejala keracunan mencapai 569 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan bahwa memang terjadi penambahan jumlah siswa dari empat sekolah berbeda yang mengalami gejala keracunan. “Hingga saat ini berdasarkan penelusuran yang kami lakukan ada 569 orang yang mengalami gejala keracunan,” katanya, saat dihubungi Kamis (18/9) malam.

Ia mengungkapkan bahwa jumlah tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding satu hari sebelumnya di mana yang bergejala mencapai 150 orang dan berasal dari tiga sekolah berbeda. Hari ini, diketahui terjadi penambahan dari satu sekolah lainnya.

Baca Juga:Warga Ciamis Dipenjara Gara-Gara Gadaikan Mobil KreditDinkes Menunggu Hasil Lab untuk Ungkap Penyebab Keracunan Massal Pelajar di Garut

“Yang hari ini mengalami penambahan dari salah satu sekolah dasar, lokasinya masih di Kecamatan Kadungora. Para pelajar dari empat sekolah berbeda ini diketahui memiliki kesamaan sebelum mengalami gejala, yaitu menyantap makanan bergizi gratis dari SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang sama,” ungkapnya.

Namun meski begitu, Leli mengaku belum bisa menyimpulkan secara pasti bahwa penyebab keracunan dari MBG. Pihaknya hingga saat ini masih menunggu hasil pengecekan laboratorium dari sampel yang telah dikirimkan.

Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah mengirimkan beberapa sampel, termasuk yang MBG. “Kalau yang MBG ini bisa kita kirimkan sampelnya karena sesuai protap di SPPG ada sampel yag disimpan sehingga bisa dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pengecekan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” jelasnya.

Dari ratusan pelajar yang mengalami gejala keracunan itu, Leli menyebut bahwa hingga saat ini tercatat 30 orang harus menjalani rawat inap. Dari jumlah tersebut, kini 11 orang sudah kembali ke rumahnya karena kondisinya sudah membaik.

“Untuk 19 orang lainnya, saat ini masih harus menjalani perawatan di Puskesmas Kadungora karena masih ada gejala keracunan yang dirasakan. Jumlah tersebut sudah termasuk tiga orang pelajar atau siswa sekolah dasar yang baru terdeteksi hari ini,” katanya. (*)

0 Komentar