Dinkes Menunggu Hasil Lab untuk Ungkap Penyebab Keracunan Massal Pelajar di Garut

Rizki Peratami/Radar Garut
Korban Keracunan Sempat Menduga Datang Bulan
0 Komentar

GARUT – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut saat ini tengah menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan yang dikirimkan. Hal tersebut menjadi penting untuk mengungkap penyebab dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan pelajar di Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat.

Kepala Dinkes Garut, Leli Yuliani mengatakan bahwa sampel makanan dan muntahan korban telah dikirim pihaknya ke Lembaga Aplikasi dan Inovasi Sains Data (LAPISDA) Bandung. Hasil pemeriksaan tersebut diperkirakan akan keluar dalam 5–7 hari kedepan.

​“Kan kita juga ini sampelnya diperiksa ya oleh Lapisda Bandung, harus ini (cek lab) dulu dong, harus ada buktinya itu 5–7 hari lah hasilnya Bandung,” jelas Leli, Kamis (18/9).

Baca Juga:Korban Keracunan di Kadungora yang Dirawat Inap Terus BertambahKorban Keracunan di Kadungora yang Dirawat Inap Bertambah jadi 15 Orang

​Menurutnya, meski gejalanya serupa seperti mual, muntah, dan diare, Leli belum bisa memastikan penyebab pasti keracunan ini.

“Belum tahu ya dari mana ya, kan ini belum firm ya bahwa itu dari mana-mananya kan belum. Gejalanya ya memang gangguan cerna ya seperti mual muntah diare kalau saya lihat tadi ya ke pasien-pasien,” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Garut, Leli Yuliani, Kamis (18/9) turun langsung memantau kondisi siswa yang diduga keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hasil pemantauan di UPT Puskesmas Kadungora, diketahui jumlah siswa yang harus dirawat inap karena mengalami gejala keracunan terus mengalami penambahan.

Berdasarkan pantauan Radar hingga Rabu (17/9) malam, terjadi penambahan satu pasien yang juga pelajar sekolah. Hingga Kepala Dinkes Garut melakukan pemantauan, terdapat 24 siswa yang diketahui menjalani perawatan intensif.

Saat diwawancarai,Leli mengungkapkan bahwa total ada 24 siswa yang sempat menjalani perawatan. Dari jumlah tersebut, 11 siswa diantaranya sudah diizinkan pulang setelah kondisi mereka membaik, sementara 13 siswa lainnya masih dalam pengawasan tim medis.

​“Ya kalau yang dirawat itu ada 24 ya yang dirawat dan 11 sih sudah pulang. Alhamdulillah sudah sehat yang pulang tadi, sisa 13 masih dirawat jadi semuanya 24,” ujar Leli, Kamis (18/9).

​Leli memastikan seluruh korban dalam kondisi baik dan tidak ada gejala yang mengkhawatirkan. Ia berharap semua pasien bisa segera pulih.

0 Komentar