GARUT – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) AL BAYYINAH 2 Kampung Cilageni, Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora diinspeksi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hingga Anggota DPRD Kabupaten Garut dan Kepala Puskesmas Rancasalak, Kamis (18/9). Inspeksi dilakukan usai terjadinya dugaan keracunan yang menimpa ratusan siswa pada Rabu (17/9).
Anggota DPRD Garut, yudha Puja Turnawan mengungkapkan bahwa banyak pihak, termasuk pemerintah daerah, tidak mengetahui secara pasti jalannya program tersebut. Menurutnya, saat mendampingi Ketua Komisi IV, Asep Rahmat di SPPG tersebut tidak dapat ditemui hingga 2 jam menunggu.
“Berdasarkan Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Garut melalui dokter Tri memang ada beberapa dugaan yang terkontaminasi harus diverifikasi kembali” ungkap Yudha.
Baca Juga:Korban Keracunan di Kadungora Bertambah Lagi, yang Bergejala Mencapai 569 PelajarWarga Ciamis Dipenjara Gara-Gara Gadaikan Mobil Kredit
Namun, menurut Yudha masalah utama yang ditemukan adalah minimnya komunikasi antara penyedia program (BGN) dengan Satgas MBG yang diketuai Sekda dan pelaksana harian Asda 1, Bambang Hafid.
“Kami tadi menegur kenapa tidak ada konteks supervisi seperti setiap dapur, tidak ada koordinasi dari BGN ke Pemda Garut,” katanya.
Yudha juga menambahkan bahwa Disdik Garut sama sekali tidak mendapatkan informasi tentang sekolah mana saja yang menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kurangnya koordinasi ini diakuinya sangat disayangkan, terutama karena banyak laporan yang masuk mengenai kualitas makanan yang disajikan.
”Kita juga ada banyak laporan banyaknya frozen food yang disajikan, kemudian juga ada laporan makanan basi juga yang disajikan oleh SPPG kepada siswa-siswa di beberapa sekolah,” kata Yudha.
Selain itu, Yudha juga menemukan fakta bahwa pihak Puskesmas, seperti Puskesmas Rancasalak, tidak mengetahui adanya SPPG di wilayah binaan mereka.
“Padahal kan seharusnya puskesmas ada bagian kesling, puskesmas kan seharusnya mensupervisi memastikan dapurnya itu higienitas dan sanitasinya terjamin,” tegas Yudha.
Ia berusaha untuk berkomunikasi langsung dengan kepala SPPG tersebut, namun tidak bertemu pihak terkait. Pihaknya menegaskan bahwa tujuan utama mereka adalah memastikan kesehatan masyarakat, terutama siswa.
Baca Juga:Dinkes Menunggu Hasil Lab untuk Ungkap Penyebab Keracunan Massal Pelajar di GarutKorban Keracunan di Kadungora yang Dirawat Inap Terus Bertambah
“Intinya kita tidak ingin siswa-siswa ini makan makanan basi, makanan yang tidak secara proses yang seharusnya,” imbuhnya.
Yudha berharap agar Pemerintah Kabupaten Garut bisa lebih mengawasi dan memperketat seluruh SPPG di Garut.