Garut – Tragedi tenggelamnya seorang wisatawan di Situ Salawe, Malangbong, Kabupaten Garut, pada Minggu (14/9), memicu perhatian serius dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut.
Meskipun insiden ini disesalkan, Kepala Bidang Pemasaran Disparbud, Aam Pathulloh, memberikan tanggapan positif terkait pertanggungjawaban pengelola yang telah mengasuransikan pengunjungnya.Menurut Aam, pengelolaan Situ Salawe berada di bawah wewenang Desa Barudua melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat, dengan lahan yang merupakan milik Perhutani. Pihak Disparbud telah memberikan pembinaan langsung kepada pengelola pasca-insiden.
”Pertanggungjawaban korban sudah selesai, pemulasaran sudah dibantu oleh pengelola. Sekarang sedang dalam proses pengajuan asuransi,” ujar Aam.
Baca Juga:Bupati Garut: Ada ASN Garut yang Ngutang ke bank Sampai Gajinya Habis, Apa Dampaknya?Ini Besaran Tunjangan Ketua dan Anggota DPRD Garut, Diisukan Bakal Naik, Begini Klarifikasi Aris Munandar
Aam Pathulloh mengapresiasi langkah Bumdes Barudua yang telah menyediakan asuransi bagi para pengunjung. Hal ini menunjukkan keseriusan pengelola dalam menjamin keselamatan wisatawan. Menurutnya, korban DW (43) yang tewas setelah menyelamatkan dua anak, sudah ter-cover oleh asuransi Askrindo dengan perkiraan klaim mencapai Rp 28 juta.
”Alhamdulillah dari sisi keamanan, semua pengunjung sudah ter-cover oleh asuransi. Saya lihat tiket masuk sudah menggunakan fasilitas asuransi yang sudah ter-cover dengan baik, tidak asal,” tambahnya.
Ia juga membandingkan dengan beberapa destinasi wisata lain di Garut yang masih belum memiliki fasilitas asuransi serupa.
Aam mengungkapkan bahwa saat ini pengelola dan keluarga korban sedang bernegosiasi secara intensif untuk memastikan semuanya clear dan tidak ada kejadian serupa di kemudian hari.
Terkait insiden tersebut, Aam membenarkan bahwa Situ Salawe untuk sementara ditutup hingga waktu yang belum ditentukan. Meskipun di lokasi tersedia pelampung dan lifeguard, ia masih mempertanyakan apakah insiden terjadi akibat kelalaian atau karena korban tidak menggunakan pelampung.
Sebagai langkah antisipasi, Disparbud Garut berencana untuk mengadakan pelatihan Balawista (penjaga wisata air) secara intensif. ”Banyak kejadian-kejadian seperti ini, dan kami selalu mengimbau. Nanti akan ada pelatihan Balawista khususnya di Pameungpeuk, di mana Kementerian juga akan terlibat langsung untuk upgrading para penjaga wisata air,” pungkasya.(Rizki)