Gramedia Gelar Pesta Literasi Indonesia 2025 di Garut, Rayakan Kreativitas dan Kebebasan Berekspresi

Pesta Literasi Indonesia 2025
Pesta Literasi Indonesia 2025
0 Komentar

Wawan Kurniawan selaku penulis, menyampaikan bahwa kabupaten Garut berpotensi untuk membuat kegiatan festival sendiri, seperti festival pembaca atau penulis. Karena Garut sebagai tuan rumah, dimana bisa menghadirkan diskusi, dan bisa jadi ruang khusus untuk anak muda menyuarakan isu yang terjadi di Garut, tidak berpatokan pada isu nasional di pusat, sehingga berpotensi akan tumbuh keberanian.

” Jadi Garut sebagai tuan rumah yang memang menghadirkan pembicara, menghadirkan diskusi-diskusi, jadi di situ bisa jadi ruang-ruang yang memang khusus tempat anak-anak muda menyuarakan apa sih isu-isu yang memang sedang dibicarakan di Garut. Jadi tidak selalu berpatokan di pusat, apa yang ada di pusat itu yang kita bahas. Tapi ada ruang khusus yang anak muda ini bisa hadirkan dan itu akan sangat berpotensi untuk membuat keberanian mereka bertumbuh,” ucapnya.

Firda Marsya Kurnia selaku penulis lirik dari VoB, menyampaikan, dirinya mendukung penuh gerakan kolektif, sehingga muncul pemikiran yang baik untuk didiskusikan. Ia juga menyoroti bahwa banyak anak muda di Garut yang punya minat baca, namun terhalang oleh akses, dengan gerakan kolektif bisa mendukung minat para anak muda.

Baca Juga:Menguak Nilai Sejarah dan Investasi di Balik Koleksi PerangkoMata Digital Lapas Garut: Tim OSINT Siaga 24 Jam, Profiling, dan Agent Informasi Kunci Deteksi Dini

“Kalau aku mungkin lebih banyak mendukung gerakan-gerakan kolektif, terutama yang dibikin oleh anak-anak muda di sini, karena biasanya dari gerakan itu lahir banyak obrolan, terus diskusi. Selain itu juga sebenarnya banyak anak muda yang punya minat untuk lebih banyak baca, tapi terhalang akses. Dan dengan adanya gerakan-gerakan kolektif biasanya dipertemukan dengan teman-teman yang sama-sama suka baca,” katanya.

Marsya mengatakan, kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk anak muda, dan ruang untuk menulis tentu sangat banyak, tidak hanya menulis buku bahkan menulis lirik pun sangat bisa.

“Ya betul, dan memperbanyak acara-acara seperti ini, karena dengan begitu juga itu bisa jadi kondisi yang sehat buat anak-anak muda di Garut, gak harus nulis buku, nulis lirik juga bisa,” katanya.

Ranti Pebrianti selaku peserta, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat relevan untuk Gen Z, karena saat ini derasnya informasi digital menjadi pengingat bahwa merdeka di tanah sendiri itu sama halnya seperti merdeka cara berpikir, mengekspresikan diri, serta relevan dengan kondisi negara Indonesia saat ini yaitu bagaimana cara untuk tetap bersuara dengan cara kita sendiri.

0 Komentar