Gramedia Gelar Pesta Literasi Indonesia 2025 di Garut, Rayakan Kreativitas dan Kebebasan Berekspresi

Pesta Literasi Indonesia 2025
Pesta Literasi Indonesia 2025
0 Komentar

GARUT – Gramedia bersama Komunitas Sadar Setara menggelar Pesta Literasi Indonesia 2025 dengan tema “Cerita Khatulistiwa” di Cafe Kopi Jaya, Jalan Ibrahim Adjie, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, pada Sabtu (13/9/2025).

Kegiatan ini menghadirkan beragam agenda, mulai dari diskusi panel bertajuk “Merdeka di Tanah Sendiri”, workshop kreatif, pertunjukan musik, hingga bazar buku. Pesta literasi ini tidak hanya menjadi ajang membaca dan menulis, tetapi juga ruang dialog, kreativitas, serta perlawanan melalui karya.

Dalam Diskusi panel ini menghadirkan 3 Narasumber, antara lain Wawan Kurniawan seorang penulis, Cyntha Hariadi seorang penulis, dan narasumber ketiga Firda Marsya Kurnia (Vokalis Voice of Baceprot).

Baca Juga:Menguak Nilai Sejarah dan Investasi di Balik Koleksi PerangkoMata Digital Lapas Garut: Tim OSINT Siaga 24 Jam, Profiling, dan Agent Informasi Kunci Deteksi Dini

Tema ini mengajak publik menelusuri hak asasi manusia di Indonesia, dari kisah Munir hingga pergulatan masyarakat peranakan Tionghoa, serta tantangan kebebasan berekspresi yang masih dihadapi, para peserta diajak memaknai kembali bahwa setiap orang berhak merasa aman, diakui, dan hidup bermartabat di tanah airnya sendiri.

Ketua Pesta Literasi Indonesia 2025, Amie Puspahadi mengatakan bahwa pesta literasi Indonesia 2025 ini bukan hanya ajang membaca ataupun berdiskusi, namun suatu momen untuk generasi muda Garut berekspresi, berkarya, dan bersuara melalui kreativitasnya.

” Pesta literasi di Garut ini bukan hanya ajang membaca atau berdiskusi, melainkan momentum untuk menyalakan keberanian generasi muda Garut untuk berkarya, bersuara, dan merayakan keberagaman melalui kata dan kreativitas,” katanya.

Cyntha Hariadi selaku penulis dan narasumber, menyampaikan, kegiatan ini mengajarkan kita agar tidak selalu menggantungkan harapan kepada pemerintah, namun bisa dimulai dari diri sendiri, seperti dimulai dari membaca.

Kegiatan ini menurutnya mendorong agar kita selalu membaca, sehingga bisa bermanfaat di kemudian hari.

“Kali-kali kita tidak bisa menggantungkan harapan kita pada pemerintah, jadi sebaiknya kita memulai dari diri sendiri, pertama kali itu dengan banyak membaca, jadi memang perlu akses buku untuk yang pertama, sehingga dari buku, dari membaca, dari tukar informasi, kemudian bisa saling berbagi informasi dan juga saling berdiskusi. Sangat bisa, tapi masing-masing itu harus mulai belajar membaca, jadi masing-masing juga ada yang dibagi kan, dibagi bersama,” ucapnya.

0 Komentar