Garut – Kelangkaan stok beras di sejumlah minimarket di Kabupaten Garut belakangan ini akhirnya terungkap. Menurut informasi dari Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Garut, Ridwan Effendi, kekosongan ini diduga kuat disebabkan oleh praktik pengoplosan beras.
”Ada dugaan beberapa merek beras premium dioplos dengan beras medium, bahkan ada yang dicampur dengan beras murah,” kata Ridwan Effendi, Rabu (3/9).
Akibat temuan ini, sejumlah manajemen minimarket mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara pengiriman beras dari distributor. Keputusan ini diambil untuk memastikan beras yang dijual kepada konsumen benar-benar sesuai dengan standar mutu yang tertera pada kemasan.
Baca Juga:Bupati Garut Segera Lantik Camat, dan Evaluasi Korwil Pendidikan Apakah Masih Dibutuhkan Atau TidakUnjuk Rasa Mahasiswa di Garut Dilakukan Secara Damai
Meskipun terjadi kelangkaan di minimarket, Ridwan Effendi menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik. Ketersediaan beras di pasar rakyat Garut tetap aman dan mencukupi. Hal ini dikarenakan pasar tradisional mayoritas menjual beras lokal yang pasokannya stabil.
“Kalau terjadi kekosongan, sebetulnya masyarakat tidak usah khawatir karena di pasar rakyat tersedia banyak,” jelas Ridwan.
Terkait harga, Ridwan menambahkan bahwa harga beras di pasaran saat ini masih relatif stabil, meskipun fluktuasi harga wajar terjadi pada momen-momen tertentu. Ia menekankan bahwa harga tetap mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, meskipun dinamika pasar dan suplai juga berperan penting.(rizki)