Wahegar Akan Gelar Seminar dan Bazar UMKM di Garut, Bahas Permodalan UMKM Hingga Legalitas

ilustrasi seminar dan bazar UMKM
ilustrasi seminar dan bazar UMKM (AI)
0 Komentar

GARUT – Komunitas Wanita Hebat Garut (Wahegar) akan menggelar seminar dan bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada 21 Agustus 2025 mendatang. Acara tersebut rencananya akan berlangsung di Gedung Lasminingrat, Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Garut.

Ketua Umum Wahegar, Susi Sabion, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan pelaku UMKM, khususnya perempuan, agar bisa naik kelas dan memiliki daya saing lebih tinggi.

“Ini sebagai bentuk pemberdayaan perempuan supaya mereka mandiri dan berdaya saing, atau sebagai upaya menaikkan kelas UMKM,” kata Susi , Rabu (6/8/2025).

Baca Juga:Pemkab Garut Sudah Siapkan Anggaran Perbaikan Drainase dan jalan di Pasar Guntur CiawitaliAPBD Perubahan Jateng 2025 Diketok, Fokus Layanan Dasar dan Infrastruktur

Tema besar dalam seminar ini yaitu “Upaya Transformasi untuk UMKM yang Lebih Maju”. Sebagai upaya untuk mencapai hal itu akan ada pembahasan mengenai strategi mendapatkan bantuan permodalan, pengurusan legalitas dan cara menaikkan kelas UMKM.

“Fokus utama kami adalah bagaimana pelaku UMKM di Garut bisa berkembang, mulai dari permodalan, legalitas usaha, pengemasan produk, hingga memperoleh izin seperti halal, BPOM, dan SPP-IRT,” jelasnya.

Dalam kegiatan seminar nanti, Wahegar akan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dari berbagai kalangan, di antaranya perwakilan Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Anggota DPR RI Hj. Imas Aan Ubudiah, serta pelaku UMKM sukses dari komunitas Gasebu (Gula Semut Bungbulang).

Menurut Susi, seminar ini akan diikuti oleh sekitar 200 peserta yang terdiri dari perempuan pelaku UMKM maupun yang baru hendak merintis usaha.

Dorong Kemudahan Akses Permodalan

Selain seminar dan bazar, Susi juga menyoroti permasalahan klasik yang kerap dihadapi pelaku UMKM, yakni soal permodalan. Ia berharap pemerintah daerah lebih serius dalam memberikan solusi terhadap kendala ini.

“Banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan pinjaman modal karena terkendala BI checking, terutama setelah terdampak pandemi COVID-19. Akhirnya mereka terpaksa mencari solusi ke bank emok yang menawarkan kemudahan,” ungkapnya.

Ia menilai, tanpa akses modal yang memadai, sulit bagi pelaku UMKM untuk naik kelas dan berkembang.

Baca Juga:Upaya Menjaga Jateng Sebagai Lumbung Pangan NasionalDua Kecamatan Terdampak Longsor, Garut Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi

“Bagaimana mau naik kelas kalau tidak ada modal. Inti dari naik kelas kan harus ada permodalan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Susi mendorong pemerintah daerah agar lebih memperhatikan kebutuhan UMKM, termasuk dalam hal kemudahan akses permodalan dan pendampingan usaha.(bbr/fer)

0 Komentar