CIBIUK, radargarut.id – Abdul seorang pedagang bendera dari Sukarame Kecamatan Leles, memilih dagang bendera, umbuk-umbuk, Beuron dan sejenisnya di pinggir Jalan Syekh Ja’far Sudiq Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut.
Biasanya menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ia akan berjualan bendera ke luar Garut seperti ke daerah Yogyakarta atau Mojokerto.
Namun di tengah terpaan teknologi informasi saat ini, penjualannya yang biasa dilakukan secara konvensional malah kalah bersaing oleh para penjual bendera yang menjajakan dagangannya di marketplace atau toko daring.
Baca Juga:Miras Tak Kunjung Surut di Garut, Satpol PP Amankan Ratusan Botol Siap EdarKuota Ditambah, APERSI Garut Target Realisasikan 5.000 Unit Rumah Subsidi
“Dagang bendera ke Yogyakarta atau Mojokerto setiap Agustus, kalah bersaing dengan pedagang digital (pedagang bendera online) yang memanfaatkan media sosial. Belum lagi biaya ngontrak dan biaya sehari-hari, ” kata Abdul kepada Radar Garut, baru-baru ini.
Ia berdagang bendera di Cibiuk, bisa pulang pergi naik motor. Kebetulan di Cibiuk ada pos ronda milik pengusaha bahan bangunan. Abdul dipersilahkan berteduh di pos ronda itu.
Meski bersaing dengan pedagang online melalui Digital, Abdul optimis bisa mengais rezeki dari dagang bendera. Belanja bendera di Pedagang manual, barangnya langsung dibawa pembeli saat itu juga.
Pembeli pun bisa memilih ukuran bendera, bekron dan umbul-umbul untuk merayakan Agustusan. Harganya tergantung ukuran dan jenis kain.
Untuk mengimbangi persaingan dengan pedagang online, para pedagang bendera banyak yang membuat akun di medsos untuk media promosi. Artinya para pedagang manual banyak yang melek digitalisasi.
Abdul merasa nyaman dagang bendera di Cibiuk dekat wisata ziarah Sunan Haruman. Dia berharap, momen jualan bendera Agustusan bisa memperoleh keuntungan besar. Bila pedagang mujur, kelompok rakyat pun ikut sejahtera. Selama berikhtiar pasti memperoleh rezeki.
Tidak hanya Abdul, menjelang peringatan HUT RI ke-80 sejumlah pedagang bendera konvensional mulai menjajakan dagangannya di sejumlah titik ruas jalan raya. Namun berdasrakan pantuan di lapangan, jumlah barang yang dipajang tidak terlalu ramai seperti biasanya, begitupun pembeli. Pasalnya saat ini penjual maupun pembeli terbagi dalam pasar konvensional dan ada yang aktif di pasar digital. (pap)