Radar Garut – Ikan Channa bukan hanya memikat dari sisi penampilan, namun juga menyimpan potensi ekonomi tinggi. Dengan perawatan yang tepat, bahkan kamu yang masih pemula juga bisa berhasil membudidayakan Channa dari rumah. Proses breeding-nya pun tidak selalu sulit, asalkan Anda memahami dasar perilaku dan lingkungan yang dibutuhkan.
Sebelum mulai mengembangbiakkan, penting mengetahui beberapa jenis Channa yang paling sering dibudidayakan:
• Channa Andrao
Ukuran kecil (±15 cm), berwarna biru terang dengan sirip oranye. Cocok disimpan dalam akuarium kecil dan pemula karena sifatnya relatif tenang. Termasuk jenis mouthbrooder.
Baca Juga:7 Titik Tubuh yang Tepat untuk Menyemprotkan ParfumKenapa Parfum Bunga Mawar Disukai Banyak Orang?
• Channa Auranti
Tubuh ikan channa ini cokelat tua dengan corak oranye. Ukuran bisa mencapai 40 cm. Lebih cocok untuk penghobi tingkat menengah karena sifatnya agak agresif.
• Channa Marulioides
Ikan channa ini merupakan salah satu jenis terbesar (bisa lebih dari 60 cm). Warnanya gelap dengan corak emas. Populer untuk kontes atau penghobi tingkat lanjut karena butuh ruang luas.
• Channa Limbata
Jenis lokal dari Indonesia. Ukuran sedang (±25 cm), warnanya keabu-abuan dengan totol hitam. Mudah dirawat dan cocok untuk pemula.
Gunakan akuarium minimal 80 liter. Siapkan filter air beraliran lembut, pemanas (jika perlu), tempat sembunyi, dan daun ketapang untuk menjaga pH. Pencahayaan lembut disarankan agar ikan tidak stres. Perhatikan juga kondisi air, suhu ideal sekitar 26–28°C.
Memilih Indukan yang Siap Kawin
Ciri-ciri ikan siap breeding: perut betina tampak membesar, gerakannya tenang; jantan lebih cerah dan aktif. Biarkan keduanya saling mengenal sebelum disatukan. Hindari langsung mencampur ikan tanpa pengamatan, karena bisa saling menyerang.
Proses Pemijahan:
Setelah cocok, betina akan mengeluarkan telur dan jantan akan membuahi. Beberapa jenis seperti Andrao dan Auranti menyimpan telur dalam mulut (mouthbrooder). Biarkan indukan menjaga telur hingga menetas dalam 2–3 hari.
Merawat Anakan (Burayak):
Burayak yang baru menetas tidak perlu pakan langsung karena masih menyerap kuning telur. Setelah 3 hari, beri pakan hidup seperti artemia atau microworm. Ganti air secara bertahap agar kualitas tetap stabil. Pisahkan burayak yang lebih besar jika terjadi kanibalisme.