Garut – Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Barat, melaporkan bahwa sebanyak 11 ribu anak di Kabupaten Garut tidak sekolah pada tahun 2025. Laporan tersebut membuat Dinas Pendidikan Kabupaten Garut kebingungan, karena pasalnya data internal yang dimiliki jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) itu hanya 400 orang.
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Asep Wawan Budiman mengatakan bahwa temuan data dari BBPMP tersebut tidak bisa diterima langsung, pihaknya akan memverifikasi data tersebut.
“Kita mendapatkan data dari BBPMP tentang anak yang tidak sekolah di Kabupaten Garut, karena ini perlu diverifikasi kebenaran data itu ya, ini datanya dari data BBPMP ada sekitar 11 ribuan,” ujarnya.
Baca Juga:Pasal 359 KUHP Berpotensi Diterapkan dalam Tragedi Balakecrakan di Pendopo GarutOrang Tua Korban Tragedi Pendopo Garut Bercerita: Saya Niat Jualan, Bukan Cari Makan Gratis
” Perkiraan kita yang berdasarkan data itu di perencanaan itu, dari data yang kami catat ATS itu sebanyak 400-an,” katanya.
Menurut Aswan (sapaan akrabnya), ada beberapa kategori yang dikatakan anak putus sekolah, seperti Drop Out (DO) yang tidak melanjutkan pendidikan dasar, anak lulus SD tetapi tidak melanjutkan ke jenjang SMP, serta anak yang belum pernah sekolah.
Adapun untuk faktor yang terjadi di Kabupaten Garut, menurutnya harus ada verifikasi dulu, apa faktornya.
Pihaknya akan mengumpulkan korwil dan pengawas untuk menindaklanjuti temuan ini.
“Kita kan memverifikasi dulu, makanya faktor apa, apakah benar data itu atau tidak akan ditentukan. Makanya kita mengumpulkan para korwil, mengumpulkan dari unsur pengawas untuk menindaklanjuti dari kebenaran data itu, ya nanti diketahuinya setelah di verifikasi kan,” jelasnya.
Jika data tersebut dinyatakan benar, Aswan menegaskan, akan ada tindaklanjut segera. Faktor utamanya seperti apa, jika penyebabnya karena miskin, maka Pemkab Garut harus menyediakan anggaran.
“Kalau ada bahwa data tersebut benar maka kita ya menindaklanjuti, supaya bagaimana anak tersebut sekolah, kalau penyebabnya misalnya kemiskinan ekonomi, ya tentu Pemda harus menyediakan anggaran,” tegas Aswan.
Di sisi lain, Aswan mengatakan, Garut akan segera launching Kartu Garut Hebat seperti PIP, untuk membantu anak agar tetap sekolah.
Baca Juga:GMPK Ungkap Temuan BPK di Garut, Sekda Benarkan Rp8,1 Miliar Aset Tidak Diketahui KeberadaannyaPungutan di SMP Negeri Garut Disorot, Pengamat Pendidikan Desak Kadisdik Baru Bertindak Tegas
“Kita nanti akan mengeluarkan yang namanya kartu Garut Hebat seperti PIP lah, ya diantaranya seperti itu kan, Pak Bupati menginginkan semua anak di Garut yang usia sekolah harus sekolah,” tutupnya (rizka)