Radar Garut – Fenomena pensiun dini di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) mulai menunjukkan tren yang meningkat. Di tengah dinamika birokrasi yang terus berkembang dan tekanan kerja yang tak jarang menguras energi, sebagian ASN berpikir untuk mundur atau pensiun dini.
Tapi, sebelum benar-benar mengambil keputusan tersebut, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan, terutama kesiapan finansial. Tanpa perencanaan keuangan yang matang, pensiun dini bisa berujung pada kesulitan ekonomi, bahkan penyesalan.
1. Hitung Ulang Kebutuhan Hidup Jangka Panjang
Langkah pertama yang sebaiknya dilakukan sebelum memutuskan pensiun dini yaitu mengalkulasi kebutuhan hidup bulanan dan tahunan secara realistis. Hitungan ini mencakup kebutuhan dasar seperti pangan, kesehatan, biaya rumah tangga, serta dana darurat dan rekreasi.
Baca Juga:5 Kesalahan Saat Memakai Parfume Yang Harus Kamu Hindari5 Rahasia Memilih Ikan Channa Berkualitas untuk Koleksi: Jangan Sampai Salah Pilih!
Ingat, setelah pensiun, penghasilan rutin akan berkurang. Gaji bulanan tidak lagi diterima, dan uang pensiun dari Taspen cenderung jauh lebih kecil dibandingkan penghasilan aktif. Maka, penting untuk memperkirakan sejauh mana uang pensiun dapat menutup kebutuhan—dan apakah ada kekurangan yang harus ditutup dari sumber lain.
2. Bangun Sumber Pendapatan Alternatif
Salah satu kesalahan umum ASN yang pensiun dini adalah bergantung sepenuhnya pada dana pensiun. Padahal, idealnya, pensiun dini dilakukan saat seseorang telah memiliki sumber penghasilan pasif atau usaha sampingan yang telah berjalan.
Mulailah merintis bisnis atau investasi saat masih aktif bekerja, agar ketika pensiun tiba, aliran dana tetap berkelanjutan. Beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan adalah properti sewa, usaha kuliner kecil, waralaba lokal, atau portofolio investasi seperti reksa dana dan obligasi pemerintah.
3. Hindari Utang Konsumtif Jelang Pensiun
Sebelum pensiun dini, penting untuk menata ulang kondisi utang. Hindari mengambil pinjaman konsumtif menjelang masa pensiun, terutama untuk kebutuhan yang tidak mendesak seperti pembelian kendaraan mewah atau barang elektronik.
Jika memungkinkan, selesaikan utang-utang yang masih berjalan agar tidak membebani finansial setelah pensiun. Keuangan pensiunan idealnya bersih dari beban cicilan jangka panjang.
4. Evaluasi Aset
Bagi ASN yang telah memiliki tabungan, tanah, emas, atau aset lainnya, sebaiknya mulai melakukan evaluasi nilai dan fungsinya. Apakah aset tersebut produktif? Apakah bisa dimaksimalkan sebagai sumber pemasukan?