GARUT – Guru Besar Kriminologi dari Universitas Indonesia, Prof. Adrianus Meliala, merasa kagum dengan keberhasilan dan inovasi yang dilakukan Lapas Kelas IIA Kabupaten Garut.
Banyak inovasi unik yang bahkan tidak ditemui di lapas lainnya di Indonesia.
Meski memberikan apresiasi tinggi terhadap berbagai inovasi yang dilaksanakan Lapas Garut, Prof. Adrianus Meliala, juga mengangkat kekhawatiran mengenai keberlanjutan program-program tersebut. Menurutnya, keberhasilan inovasi kerap kali bersifat personal dan tergantung pada kepemimpinan kepala lapas yang visioner.
Baca Juga:Model Koperasi Lapas Garut Diapresiasi Prof. Adrianus: Solusi Transparan untuk Kemitraan ProduktifLapas Garut Jadi Contoh Inovasi Pemasyarakatan Nasional, Prof. Adrianus Meliala: “Ini Tidak Ada di Tempat Lain
Dalam banyak kasus, program yang sudah berjalan baik, berhenti begitu saja saat terjadi pergantian pimpinan. Hal ini dinilainya sebagai masalah struktural yang harus segera dicarikan solusinya oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan maupun Ditjen Pemasyarakatan.
“Ini penyakit laten kita. Banyak kepala lapas yang punya inisiatif hebat, tapi saat mereka dipindah, tidak ada sistem yang memastikan programnya lanjut,” ujar Prof. Adrianus saat mengunjungi Lapas Garut (15/7).
Ia menegaskan bahwa penting untuk membuat sistem replikasi dan standarisasi agar program unggulan tetap berjalan meski terjadi rotasi pejabat.
Menurutnya, pembinaan jangka panjang dan reward sistematis kepada pelaksana inovasi sangat penting. Jika tidak, maka UPT akan cenderung memilih sikap minimalis, menjalankan pekerjaan sesuai prosedur tanpa semangat berinovasi.
Ia menutup dengan harapan agar pemerintah pusat lebih serius mengatur mekanisme kesinambungan program, sehingga lapas tidak lagi hanya bergantung pada sosok pimpinan, tetapi berdiri di atas sistem yang kuat dan berkelanjutan.