Radar Garut – Jarang kita sadari bahwa makanan yang setiap hari ada di meja makan atau cemilan favorit saat nonton TV bisa jadi penyebab utama penyakit jantung. Tak cuma makanan cepat saji yang tampak “nakal”, bahkan makanan rumahan pun bisa diam-diam menambah beban kerja jantung.
Berikut ini sejumlah makanan yang diam-diam dapat merusak kesehatan jantung kita:
1. Gorengan dan Makanan Cepat Saji
Kentang goreng, ayam crispy, dan makanan cepat saji lainnya memang menggoda tetapi mempunyai sarat lemak trans dan garam tinggi, Lemak trans bisa menyumbat pembuluh darah, sedangkan garam berlebih meningkatkan tekanan darah. Kombinasi ini bikin jantung bekerja ekstra keras!
2. Makanan Olahan dan Kemasan
Baca Juga:Plus Minus Pensiun Dini bagi PNS: Pertimbangkan Sebelum Mengambil KeputusanManfaat Olahraga Sambil Puasa, Ini Penjelasan Dokter
Sosis, nugget, kornet, mie instan, praktis dan enak, tapi penuh pengawet, sodium, dan lemak jenuh. Makanan ini bisa memicu penumpukan plak di arteri dan memperbesar risiko stroke serta serangan jantung.
3. Garam Berlebih dari Lauk Harian
Kadang kita pikir “asin sedikit nggak masalah”, tapi konsumsi garam berlebihan secara rutin bisa jadi bencana. Terlalu banyak garam membuat tubuh menahan cairan, menaikkan tekanan darah, dan membebani jantung.
4. Gula Tersembunyi dalam Camilan Manis
Donat, kue, minuman kemasan, hingga sereal manis—semuanya tinggi gula tambahan. Gula berlebih berkontribusi pada obesitas, diabetes tipe 2, dan pada akhirnya merusak pembuluh darah jantung.
5. Produk Olahan Susu Tinggi Lemak
Keju cheddar, mentega, krim kental, lezat tapi sarat lemak jenuh. Lemak jenuh bisa menaikkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang menyumbat pembuluh darah dan memicu aterosklerosis.
6. Daging Merah dan Daging Olahan
Konsumsi berlebihan daging sapi, kambing, bacon, dan ham bisa jadi penyebab naiknya kolesterol dan peradangan. Kalau dikonsumsi sering, jantung bisa kewalahan mengimbangi efek dari kolesterol dan lemak jenuh tersebut.
7. Minuman Bersoda dan Energi Drink
Tinggi gula, rendah nutrisi, dan bisa memicu lonjakan kadar insulin dalam tubuh. Konsumsi rutin minuman ini meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan kerusakan jantung dalam jangka panjang.