Garut – Jembatan Cibera yang sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Garut kembali menjadi sorotan setelah Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin. Ia meninjau langsung lokasi pembangunan. Kunjungan ini juga dimanfaatkan sebagai bentuk pengawasan partisipatif masyarakat terhadap proyek infrastruktur.
Bupati langsung melakukan peninjauan yang didampingi oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Camat, serta Kepala Desa setempat. Dari hasil tinjauan, terungkap bahwa pembangunan jembatan ini belum rampung sepenuhnya. Kendala utama yang menghambat penyelesaian proyek adalah permasalahan pengadaan lahan.
Ia menjelaskan bahwa sebelumnya telah ada komitmen pembagian tanggung jawab, di mana pembangunan jembatan menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten Garut, sementara pengadaan lahan diserahkan kepada pihak desa.
Baca Juga:FKSS Garut: Penambahan Rombel Membuat Belajar Tidak EfektifAda Sekolah Swasta di Garut yang Baru Mendapatkan 7 Siswa, Dampak Penambahan Rombel Sekolah Negeri
“Namun, kelihatannya sempat ada kendala sehingga dihentikan dulu, karena kita ingin menjamin bahwa bangunan itu bisa benar-benar dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya, Kamis (10/7).
Komitmen untuk melanjutkan pembangunan kembali ditegaskan setelah Bupati bertemu dengan Kepala Desa dan Camat.
“Maka sekarang tinggal kami melanjutkan pembangunan yang sudah ada, cuma karena keterbatasan waktu dan juga biaya, maka direncanakan baru di tahun 2026,” imbuhnya.
Penyelesaian Jembatan Cibera tersebut sangat dinantikan oleh masyarakat, terutama bagi warga Desa Mekarmukti, Cidatar, Cigaronggong, dan Karyamukti di Kecamatan Mekarmukti. Jembatan ini akan menjadi penghubung vital yang akan melancarkan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat di wilayah tersebut.
“Ya kami berharap bahwa masyarakat Mekarmukti dan Cidatar, Cigaronggong, Karyamukti dari Kecamatan Mekarmukti, di sinilah akan tersambungkan kembali supaya aktivitas masyarakat di sini khususnya baik ekonomi, sosial berjalan dengan baik,” kata Syakur.
Secara geografis, Jembatan Ciberah dibangun di atas kontur yang cukup menantang. “Tadi saya lihat bahwa memang secara geografis konturnya agak berat, dan itu sangat dalam, sungainya itu berbatu dan biasanya kalau musim hujan itu suka ada air bah yang besar, dan akan membahayakan jika ada orang yang melintas sungai yang ada, tapi dengan jembatan yang kita bangun akan membantu,” jelasnya.
Selain itu, potensi pertanian di wilayah tersebut juga akan mendapat perhatian. Diskusi dengan pihak PUPR mengindikasikan adanya beberapa langkah yang akan diambil, termasuk penyiapan pematangan lahan sebelum dan sesudah pembangunan.