III. Manfaat PKRS bagi Remaja dan Masyarakat
PKRS tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mengembangkan keterampilan hidup (life skills) remaja agar mampu:
- Mengenali dan menghargai tubuhnya
- Menolak ajakan yang merugikan
- Berani berbicara dan melapor bila mengalami pelecehan
- Menghormati lawan jenis
- Memahami pentingnya membangun relasi sehat
Bagi guru dan orang tua, PKRS menjadi panduan untuk mendampingi anak dengan bijak. Masyarakat pun diharapkan menjadi bagian dari ekosistem perlindungan anak.
IV. Strategi Edukasi untuk Siswa, Guru, dan Masyarakat
Agar PKRS berhasil, pendekatan edukasi harus melibatkan tiga pihak:
- Siswa – melalui diskusi kelompok, simulasi kasus, dan pendekatan usia
- Guru – pelatihan khusus agar nyaman dan profesional membahas isu sensitif
- Orang Tua dan Masyarakat — sosialisasi melalui majelis taklim, PKK, atau forum RT/RW
- Kolaborasi dengan tokoh agama juga penting agar pendekatan edukasi selaras dengan norma keagamaan, dan tidak menimbulkan resistensi.
Kesimpulan
Baca Juga:Ribuan Warga Antusias Ikut ‘Fun Run 5K’ Polres Garut Peringati HUT Bhayangkara ke-79Raksa Dogar Mengenang Si Naga
PKRS adalah bentuk nyata kepedulian terhadap masa depan generasi. Dengan pendidikan yang tepat, anak-anak kita tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual. Dalam Islam, menjaga kehormatan diri adalah bagian dari iman. Maka, pendidikan seksualitas yang tepat adalah bagian dari dakwah dan perlindungan.
Sekolah tidak hanya tempat belajar matematika dan bahasa, tapi juga tempat membekali anak dengan nilai kehidupan. Dengan kolaborasi berbagai pihak, dari sekolah, SEMAK, hingga masyarakat, mari jadikan pendidikan reproduksi dan seksualitas sebagai pagar, bukan celah. Sebagai pelita, bukan ancaman. (*)