Kasus DBD di Garut Capai 1.368 dengan 7 Korban Jiwa, Dinkes Optimis Tren Menurun

ilustrasi nyamuk DBD (AI)
ilustrasi nyamuk DBD (AI)
0 Komentar

Garut – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Garut masih menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Garut. Sepanjang Januari hingga akhir Juni 2025, tercatat 1.368 kasus DBD dengan tujuh orang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Asep Surachman, menjelaskan jumlah kasus tahun ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meski penurunannya masih tipis.

“Kasus atau penderita DBD sampai dengan Juni kemarin tanggal 29, karena sekarang masih proses pelaporan, ditemukan ada sekitar 1.368 kasus, nah yang meninggal sampai saat ini ada 7 orang,” ujarnya.

Baca Juga:Kelurahan Paminggir Garut Kota Jadi Perhatian BPBDPenanganan Pasca Bencana di Garut Menunggu Pencairan Dana BTT Sekitar Rp2,5 Miliar

Menurut Asep, kasus DBD pada semester pertama tahun 2024 itu hampir mendekati 1.500 lebih, dan di akhir tahunnya mencapai 3.200 kasus, dan kemungkinan pada tahun 2025 ini akan menurun walaupun secara perlahan.

“Ya, ini tentunya menurun dibandingkan tahun yang sebelumnya, tahun sebelumnya itu hampir mendekati angka 1.500 lebih. Tahun ini menurun walaupun menurunnya cukup sedikit, tapi potensi untuk menurun akhir tahun cukup besar, kenapa? karena tahun lalu itu hampir diangka 3.200 an, sekarang kemungkinan di bawah itu,” jelasnya.

Menurut Asep, dengan adanya penurunan kasus DBD sebanyak 1.368 dari awal semester hingga pertengahan tahun 2025, ini menjadi langkah yang positif, karena kemungkinan angka total kasus DBD hingga akhir tahun 2025 akan terus lebih menurun dibandingkan akhir tahun sebelumnya.

Menurut Asep, dengan cuaca Garut yang sering diguyur hujan, memicu timbulnya genangan air, dan menjadi kondisi yang nyaman bagi nyamuk untuk berkembang biak.

“DBD ini semuanya identik kaitannya dengan genangan air, betul ya genangan air, bukan air yang ada di selokan, bukan ada air yang di tanah, sepanjang air itu ada di tanah yang bersentuhan dengan tanah selokan atau comberan atau sebagainya, maka itu pasti aman karena sekali, nyamuk DBD ini tidak dapat berkembang biak di air yang bersentuhan langsung dengan tanah,” ucapnya.

Menurut Asep, daerah di Garut yang tergolong rentan terjadi DBD berada di daerah Garut Utara.

“Ya hampir merata, kita hampir merata, tapi yang tetep paling banyak tuh daerah Garut utara, saya juga gak ngerti kenapa Garut utara seperti itu, dulu kan di daerah Garut Kota, Tarogong kidul, Tarogong Kaler, sekarang geser di daerah utara, dan kasusnya memang cukup tinggi, dari tahun ke tahun di utara,” katanya.

0 Komentar