GARUT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mengimbau masyarakat untuk menanam pohon dalam upaya menahan erosi, terutama di wilayah dengan kemiringan ekstrem. Imbauan ini disampaikan sebagai langkah mitigasi pasca terjadinya bencana banjir dan longsor beberapa hari lalu di sejumlah wilayah Garut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefulloh, mengatakan bahwa bencana banjir dan longsor sebagian besar terjadi karena faktor alam, khususnya hujan dengan intensitas tinggi. Menurutnya, antisipasi terhadap faktor cuaca secara langsung sulit dilakukan karena menjadi kewenangan pemerintah pusat melalui rekayasa cuaca.
” Intinya kalau banjir dan longsor ini intinya alam ya, dalam artian terutama disebabkan oleh hujan yang cukup deras, Ini kita tidak bisa antisipasi kecuali kalau ada rekayasa alam dan cuaca yang dilakukan oleh pusat itu kewenangannya,” ungkap Kalak BPBD Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefulloh.
Baca Juga:Disdukcapil Garut dan Anggota DPRD Berikan Layanan Jemput Bola bagi Korban Banjir CimacanDisnakertrans Garut Koordinasi dengan Kementerian untuk Penyelenggaraan Job Fair
Sebagai langkah pencegahan di tingkat masyarakat, Aah mengajak warga untuk menjaga alam dengan menanam pohon penahan erosi di lahan miring, bukan tanaman perdu atau sayuran yang tidak mampu menahan tanah ketika hujan turun dengan intensitas tinggi.
” Tapi kalau kita intinya lebih menjaga alam dalam artian tanah lah, lahan gitu, jangan sampai lahan itu dibuat gundul sehingga pada kondisi ekstrim, kemiringan yang ekstrim itu lebih baik ditanami dengan tegakan-tegakan yang bisa menahan erosi, jangan ditanami dengan tanaman-tanaman yang perdu ataupun sayuran, jadi akhirnya tidak bisa menahan air atau tanah yang terbawa air,” katanya.
Selain itu, Aah juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Ia menjelaskan, banyaknya saluran air yang tersumbat sampah menjadi salah satu penyebab genangan air dan banjir di permukiman.
“Terus kita juga harus memperhatikan lingkungan kita sampah-sampah ya, karena bagaimanapun ini yang membuat banyak perkampungan tergenang banjir, atau genangan air Itu lebih ke arah banyak yang tersumbat saluran airnya, sehingga air lambat untuk mengalir, dan ada di tempat-tempat tertentu ya karena elevasi sungainya khusus Cimanuk itu meningkat, otomatis air jadi balik ke perkampungan,” pungkasnya. (rizka)