GARUT – Dua pelajar dari SMAN 23 Garut dikirim ke barak militer sebagai bagian dari program pembinaan karakter yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Keduanya masuk dalam gelombang kedua program tersebut setelah tercatat kerap membolos sekolah.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Garut, Nurrodhin, membenarkan bahwa dua pelajar itu telah diberangkatkan ke barak militer yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
” Yang terbaru di gelombang 2 ini kita memasukan 2 orang, keduanya berasal dari SMAN 23 Garut, padahal kita mendaftar cukup banyak. Nah ini karena memang menunggu jadwal dari provinsi, karena pengelolaan barak militer untuk tingkat SLTA ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawabarat,” ujarnya saat diwawancarai, Senin (23/6).
Baca Juga:Tiga Warga Garut Positif Covid-19, Dinkes: Terpapar Saat di Luar KotaPengelolaan Sampah di Garut Selatan Belum Maksimal, DLH: TPA Masih Belum Tersedia
Nurrodhin juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengusulkan agar pelaksanaan barak militer bisa dilakukan di Kabupaten Garut, tepatnya di markas Yonif 303 Cibuluh, Kecamatan Cisurupan. Namun hingga saat ini, pelaksanaan masih dipusatkan di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) III Siliwangi, Lembang.
“Kalau di Cibuluh itu belum, masih dalam perencanaan, karena kan kajiannya harus mendalam. Pertama, kajiannya, yang kedua kan kebutuhan lokasinya, yang ketiga perhatian dengan anggaranya harus komprehensif,” katanya.
Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XI Garut, Aang Karyana menjelaskan bahwa peserta program barak militer dipilih berdasarkan rekam jejak perilaku yang dinilai bermasalah, seperti tawuran, keterlibatan dalam geng motor, hingga bolos sekolah.
“Kategori yang sekarang itu tawuran dan geng motor ya,” ucapnya.
Dua pelajar asal Garut yang ikut dalam program ini akan menjalani pembinaan selama dua minggu. Proses ini sudah dimulai sejak pekan lalu dan akan dilanjutkan dengan evaluasi bulanan untuk memantau perubahan sikap dan perilaku setelah mengikuti barak militer.
“Kalau di Garut kebanyakan nya itu sering bolos atau tidak masuk sekolah,” tutupnya. (rizka)