GARUT – Ribuan masyarakat Garut antusias menghadiri pertunjukan wayang golek yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital dalam rangka mengenalkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan PP Tunas melalui pertunjukan wayang golek sebagai langkah nyata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama anak-anak sebagai penerus generasi mendatang.
Gelaran dengan tajuk “Makan Bergizi Gratis untuk Generasi Indonesia Sehat Di Era Digital” ini berhasil menarik animo warga Garut dengan pertunjukan wayang golek dari Giriharja 3 Putra, pimpinan Yogaswara Sunandar Sunarya, di Alun-alun Balubur Limbangan Kabupaten Garut, Jumat malam (20/06).
Membuka acara secara resmi, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Garut, Margianto SH, menyambut baik dengan kegiatan sosialisasi tentang program MBG, apalagi disesuaikan dengan kondisi budaya yang ada di Kabupaten Garut khususnya dan Jawa Barat pada umumnya, yakni wayang golek.
Baca Juga:Kadispora Garut Nyatakan Kesiapan Jadi Tuan Rumah Porprov Jabar 2030Ratusan Buruh PT Danbi Demo di Depan Kantor Bupati Garut, Tuntut Hak Usai PHK Massal
“Dengan program MBG ini artinya, pemerintah saat ini sedang mempersiapkan generasi yang diharapkan mampu, memiliki daya saing, bisa bersaing di dunia internasional, dan kita berharap lahir generasi masa depan yang gemilang,” harap Margianto.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi pada Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional Prof Dr Ir Sitti Aida Adha Taridala menyampaikan, hingga saat ini Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau di lapangan disebut dapur MBG, sampai dengan Bulan Juni 2025, sudah ada sekitar 1.600 SPPG yang beroperasi se-Indonesia.
“Sekarang ini, stok SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) yang akan menjadi kepala SPPG, itu kita kekurangan. Di akhir Juni target kita itu, 1.994 akan bekerja semua, sehingga kami tiga hari lalu melakukan pelatihan, pendidikan SPPI khusus seribu orang untuk menutupi yang kurang itu,” terang Sitti Aida.
Pendidikan SPPI khusus ini dilakukan, lanjut Sitti Aida, karena akan banyak Dapur/SPPG yang beroperasi. Ia juga menyebut, ada 30ribu orang SPPI yang sedang melaksanakan pendidikan untuk mencapai target 30ribu Dapur/SPPG di akhir tahun 2025, dengan sasaran penerima manfaat sebanyak 92,8 juta jiwa di seluruh Indonesia.