GARUT – Tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang meriah dengan panggung seni dan hidangan ringan, perpisahan siswa Kelas VI dan kenaikan kelas di SDN 3 Cipareuan, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, tahun ini berlangsung dalam kesederhanaan. Di bawah tenda sederhana, tanpa hiburan maupun suguhan makanan, siswa hanya melangsungkan prosesi sungkem kepada guru-guru mereka.
” Biasanya perpisahan dan kebaikan kelas di SDN 3 Cipareuan gebyar. Kreasi seni siswa ditampilkan. Pemberian hadiah terhadap siswa berprestasi dilakukan. Sekarang kegiatannya sangat sederhana. Karena ada himbauan tak boleh gebyar, ” kata Eulis orang tua siswa.
Bahkan, sumbangan dari para orang tua yang sebelumnya sudah dikumpulkan untuk mendukung kegiatan perpisahan, dikembalikan oleh pihak sekolah. Hal ini sejalan dengan arahan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengimbau sekolah-sekolah agar menghindari perpisahan yang berlebihan dan berpotensi membebani orang tua murid.
Baca Juga:Rumah Panggung di Limbangan Garut Ludes Terbakar Akibat Korsleting ListrikWayang Golek Menggema di Garut, Warga Antusias Menghadiri Pengenalan Program Makan Bergizi Gratis dan PP Tunas
Dedi Mulyadi sebelumnya menegaskan bahwa perpisahan seharusnya tidak menjadi ajang hura-hura yang menghamburkan uang. Ia mendorong sekolah untuk fokus pada makna pendidikan dan kedekatan emosional antara siswa dan guru.
Meski tanpa pesta, momen sungkeman siswa kepada para guru tetap terasa haru dan bermakna. Yeti, guru senior SDN 3 Cipareuan, bersama rekan-rekannya tampak antusias menyambut siswa-siswi yang berpamitan, meskipun hanya berlindung di bawah tenda seadanya.
Kesederhanaan acara ini juga mencerminkan kondisi fisik sekolah. Salah satu ruang kelas di SDN 3 Cipareuan bahkan sudah setahun ambruk dan hingga kini belum diperbaiki.
Fenomena serupa juga terjadi di beberapa sekolah lain di wilayah Garut. Perpisahan dengan konsep mewah dan hiburan kini mulai ditinggalkan. Fokus sekolah kini lebih diarahkan pada persiapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan penguatan proses pembelajaran.
Kebijakan ini mendapat dukungan dari banyak pihak, terutama di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang masih memulihkan diri pasca pandemi dan tekanan biaya pendidikan. (pepen)