GARUT – Kabar menggembirakan datang dari Kabupaten Garut. Pada tahun 2025, Garut berhasil mencatat penurunan angka stunting tertinggi se-Jawa Barat. Capaian ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani.
Menurut Leli, angka stunting di Garut turun drastis dari 24,1% menjadi 14,2%. Penurunan sebesar 9,9% ini berhasil memenuhi target nasional yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2024.
“Iya, Alhamdulillah ya 9,9 persen kita turunnya Alhamdulillah ya, dari 24,1 menjadi 14,2, sudah sesuai target, target nasional kan 14,2 tahun 2024,” ujar Leli.
Baca Juga:Upaya Pemprov Jateng Tangani Korban Banjir Rob Demak, dari Pelayanan Kesehatan Gratis hingga Bantuan Sembako  Tangani Banjir Rob Sayung Demak, Pemprov Jateng Keruk Sedimentasi Sungai DomboÂ
Leli menjelaskan, stunting tidak hanya disebabkan oleh masalah kesehatan saja, tapi juga dipengaruhi banyak faktor seperti kondisi lingkungan, pola makan, perilaku hidup, hingga aspek ekonomi masyarakat.
“Memang banyak hal yang mempengaruhi faktor stunting itu, baik yang terkait langsung dengan kesehatan, lingkungan, pola hidup, pola perilaku, dan ekonomi. Memang kita kalau kesehatan sih fokusnya ke yang memang bersentuhan langsung atau pengaruh yang langsung dengan kesehatan,” jelasnya.
Berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka stunting, salah satunya adalah dengan memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang mengalami hambatan pertumbuhan serta ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi.
” Makanya yang kita upayakan bayi-bayi yang tidak naik berat badan dikasih Pemberian Makanan Tambahan (PMT), ibu-ibu hamil yang kurang gizi, yang kekurangan energi kronis (KEK) kita kasih PMT juga,” katanya.
Selain intervensi gizi, edukasi kepada masyarakat juga menjadi perhatian utama. Dinas Kesehatan Garut aktif menyosialisasikan pentingnya asupan makanan bergizi, terutama bagi ibu hamil, balita, dan remaja putri. Bahkan, remaja putri didorong rutin mengonsumsi tablet tambah darah sebagai langkah pencegahan sejak dini.
” Kita juga edukasi bagi ibu-ibu hamil lainnya, bagi balita-balita lainnya, bagi remaja-remaja putri itu harus makan makanan bergizi. Remaja putri kita juga tingkatkan untuk minum tablet tambah darah, jadi semuanya harus aware, memperhatikan kesehatan remaja putri, ibu hamil, dan bayi balita,” tutupnya. (rizka)