Garut – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, mengingatkan para petani untuk mengambil langkah antisipatif menghadapi musim kemarau. Bagi pemilik lahan dengan ketersediaan air terbatas, Dispertan menyarankan agar segera beralih menanam komoditas palawija yang tidak membutuhkan banyak air, guna menghindari kerugian besar.
Kepala Bidang Sarana Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan pada Dispertan Kabupaten Garut, Ardhy Firdian, menjelaskan bahwa persiapan mitigasi kemarau sudah dilakukan.
“Yang jelas tanaman yang tahan terhadap kekeringan, antara lain jagung, kacang-kacangan, singkong, ubi kayu, dan ubi jalar, tembakau juga direkomendasikan untuk ditanam menjelang musim kemarau,” kata Ardhy, Kamis (12/6).
Baca Juga:Kementan Salurkan 20,5 Miliar untuk Budidaya Kentang di GarutGarut Catat Penurunan Stunting Tertinggi di Jawa Barat Tahun 2025
Ardhy menekankan pentingnya waktu penanaman. Alih tanam sebaiknya dilakukan saat menjelang berakhirnya musim hujan, bukan di tengah musim kemarau, karena tanaman di awal pertumbuhan tetap memerlukan pasokan air yang cukup.
“Tetap harus diperhatikan bahwa penanaman dilakukan saat menjelang berakhirnya musim hujan, karena biar bagaimanapun di awal-awal penanaman, tanaman tetap memerlukan air untuk pertumbuhannya,” katanya.
Untuk mengantisipasi kekurangan air yang lebih parah, kata dia, Dispertan Garut juga telah menyiapkan solusi teknis. Pihaknya siap melakukan pompanisasi dan pipanisasi untuk menarik air dari sumber yang masih tersedia, asalkan lokasinya memungkinkan. Sistem ini dinilai ampuh untuk menyelamatkan lahan pertanian yang terdampak kekeringan.
“Sepanjang sumber airnya tersedia dan lokasinya memungkinkan untuk diekstraksi itu bisa,” kata Ardhy.
Dari total sekitar 46.816 hektare lahan pertanian di Garut, sekitar 11.240 hektare di antaranya adalah lahan tadah hujan. Dari luas tersebut, sekitar 7.024 hektare sangat disarankan untuk menanam komoditas tahan kemarau.
Dispertan Garut berharap berbagai upaya mitigasi ini dapat meminimalisasi potensi kerugian akibat kekeringan dan menjaga stabilitas produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
“Mudah-mudahan semuanya bisa menjaga atau menempatkan kondisi yang aman tidak terdampak kekeringan yang mungkin akan terjadi ke depannya,” tutupnya.(rizki)