Radar Garut- Media massa memegang peranan penting dalam membentuk opini publik dan memberikan informasi yang akurat tentang berbagai isu sosial, termasuk kasus kekerasan seksual.
Dalam memberitakan kasus yang sangat sensitif ini, media harus berhati-hati dalam menentukan apa yang boleh dan tidak boleh diungkapkan agar tidak menimbulkan dampak negatif, baik bagi korban, keluarga, maupun masyarakat luas.
1. Fakta Penting Tanpa Mengorbankan Privasi Korban
Dalam pemberitaan kekerasan seksual, media harus fokus pada penyampaian fakta-fakta yang relevan dan telah terverifikasi. Informasi seperti kronologi kejadian, upaya penegakan hukum, dan langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh pihak berwenang merupakan hal penting yang harus diungkapkan.
Baca Juga:Panduan Lengkap Merawat Ikan Cupang agar Warnanya Makin Gacor dan TajamMengenal Jenis Ikan Cupang Terpopuler dan Termahal di Pasaran
media wajib menjaga privasi korban dengan tidak menyebutkan identitas asli, alamat, foto, atau detail yang dapat mengungkapkan siapa korban tersebut. Perlindungan ini penting untuk menghindari stigma dan retraumatisasi bagi korban.
2. Peran Pelaku dan Penanganan Kasus
Pemberitaan yang berimbang juga mencakup informasi mengenai pelaku, terutama ketika sudah ada proses hukum yang jelas. Media dapat menginformasikan status hukum pelaku dan tindakan yang diambil oleh aparat penegak hukum tanpa berprasangka atau menyebarkan fitnah.
Penting untuk menghindari narasi yang menjustifikasi atau meringankan tindakan pelaku, karena hal ini dapat merugikan korban dan memengaruhi persepsi masyarakat.
3. Konteks Sosial dan Edukasi Publik
Media massa harus berperan sebagai agen edukasi dalam kasus kekerasan seksual. Mengungkapkan konteks sosial yang mendasari kasus-kasus tersebut, seperti masalah budaya, kurangnya edukasi seksualitas, dan lemahnya penegakan hukum, dapat membantu masyarakat memahami akar masalah dan pentingnya pencegahan.
Selain itu, media dapat menginformasikan tentang layanan pendukung bagi korban, seperti lembaga konseling, hotline pengaduan, dan perlindungan hukum.
4. Hindari Eksploitasi dan Sensasionalisme
Penting bagi media untuk menjauhi praktik eksploitasi yang menggunakan bahasa provokatif atau judul yang mengejutkan demi menarik perhatian. Sensasionalisme justru dapat memperburuk trauma korban dan menurunkan kualitas informasi yang disampaikan.
Penggunaan bahasa yang empatik dan netral sangat dianjurkan agar berita tetap informatif sekaligus menghargai martabat semua pihak yang terlibat.