Program Barak Militer di Garut Diprioritaskan Benahi Karakter Anak Bermasalah

ilustrasi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memantau program barak militer siswa
ilustrasi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memantau program barak militer siswa (AI)
0 Komentar

GARUT – Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara aktif melakukan pendataan dan pembinaan terhadap anak-anak dengan berbagai kategori perilaku khusus, mulai dari yang tergolong merah (narkoba, tawuran, asusila) hingga hijau (bolos sekolah, merokok).

Kepala KCD, Aang Karyana menjelaskan bahwa program ini sengaja memprioritaskan anak-anak yang orang tuanya sudah merasa tak sanggup lagi mendidik, serta anak-anak yang menyebabkan kesulitan bagi sekolah.

“Intinya, orang tua sudah tidak sanggup lagi mendidik anaknya karena memang orang tuanya itu jengkel, terus sekolah juga kesulitan mendidik anak. Itulah yang menjadi prioritas pertama,” ujar Aang, Rabu (4/6).

Baca Juga:Direktur Utama RSUD dr.Slamet Garut Pensiun, Bupati Garut segera Angkat PltKejagung Bantah Isu Nadiem Makarim Jadi DPO Kasus Korupsi Laptop Rp9,9 Triliun

Ia menerangkan bahwa 7 dari 27 anak yang saat ini sedang dalam proses pembinaan (barak militer) memiliki latar belakang kenakalan beragam, termasuk kabur dari rumah dan tidak pernah sekolah. Bahkan, ada di antara mereka yang terindikasi mengonsumsi alkohol dan pil terlarang.

Namun, Aang menegaskan bahwa setiap anak yang dikirim ke barak pembinaan harus mendapatkan izin dari orang tua dan memiliki kesiapan diri.

“Anak-anak yang berperilaku khusus itu diantaranya ada dalam link itu juga dilampirkan izin orang tua dan kesiapan anaknya, karena anak yang dikirim itu ada kesiapan dari anaknya yang memang sudah diizinkan orang tua, dan tidak sembarangan juga kita ngirim anak yang gak mau, sama orang tuanya gak mau jadi gak beres program disananya,” terangnya.

Terkait kasus anak yang berbuat mesum di masjid, Aang menyampaikan bahwa anak tersebut sudah dinikahkan dan tidak melanjutkan sekolah. Namun, ia telah berpesan kepada kepala sekolah agar jangan sampai memutus jenjang pendidikan anak tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk terus berupaya membimbing anak-anak ini agar bisa kembali ke jalur yang benar dan membangun masa depan yang lebih baik.

“Soal anak yang berbuat mesum di mesjid itu sebetulnya dia sudah keluar udah dinikahkan dan tidak dilanjut sekolahnya, tapi saya berpesan kepada kepala sekolah jangan sampai putus jenjang pendidikannya,” pungkasnya.(rizki)

0 Komentar