GARUT – Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Garut (Uniga), Ari Sutarman, menyoroti efektivitas program Dinas Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Garut dalam menangani kasus kekerasan seksual yang kembali mencuat di wilayah tersebut. Terbaru, kasus pencabulan diduga dilakukan oleh seorang imam masjid atau guru ngaji terhadap anak di bawah umur.
Ari menyampaikan keprihatinannya atas kasus ini, terlebih belum lama sebelumnya publik juga digemparkan oleh kasus serupa yang melibatkan seorang dokter kandungan.
Kasus kekerasan seksual ini kata Ari, menjadi warning bagi Pemkab Garut. Kenapa masalah ini terulang kembali. Ia meminta langkah konkret dari Pemkab, khususnya instansi terkait seperti Dinas Keluarga Berencana (KB) yang menjadi stakeholder pertama untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Baca Juga:Jelang Idul Adha, Peternak di Garut Pilih Jualan Domba di Pinggir Jalan: Ini AlasannyaMantan Anggota DPRD Garut Soroti Kasus Pencabulan oleh Oknum Imam Masjid
” Sangat mengkhawatirkan dan miris karena mungkin hampir rentang waktu yang tidak panjang juga sebelum kasus ini karena ada kasus dokter yang sama mungkin tapi konteksnya memang pecah bulan untuk perempuan. Tapi pada dasarnya ini mungkin bisa dikatakan warning dan darurat di Kabupaten Garut atas dasar dipertanyakan kenapa masih terus berulang dan masih marah terkait kekerasan seksual baik itu pada perempuan secara langsung, baik itu pada anak-anak. Apakah tidak ada langkah konkret yang mungkin bisa dilakukan, selesaikan oleh pemerintah terkhususnya di Dinas KB yang mungkin menjadi salah satu stakeholder pertama untuk konsen berusaha menyelesaikan persoalan ini,” ujarnya saat ditemui di Kampus Fisip Uniga, Selasa (3/6).
Menurut Ari, salah satu instansi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pencegahan kekerasan seksual adalah Dinas KB. Meski tidak sepenuhnya menyalahkan, ia menilai program-program seperti Duta GenRe yang selama ini dijalankan belum menunjukkan hasil signifikan di lapangan.
“Saya tadi menyebutkan bahwasannya Garda pertama itu di dinas KB dalam halnya bukan untuk menitik beratkan ataupun menyalahkan pada sepenuhnya di dinas KB. Dinas KB itu ada beberapa kali ya untuk melaksanakan sosialisasi dan mungkin beberapa program yang berkaitan untuk penekanan kaya Duta GenRe dan sebagainya, namun apakah mungkin dengan penganggaran dengan program-program tersebut sudah menekan atau belum, tentu tidak. Fungsi mahasiswa itu sendiri, disini mungkin kajian itu lebih pada melihat dan mengevaluasi sudah sejauh mana sih capaian program yang sudah Dinas KB ini dengan relevansi capaian hasil di lapangan,” katanya.