Yudha Puja Turnawan bersama Dinsos Kunjungi Lansia Lumpuh di Tarogong

Yudha Puja Turnawan mengunjungi abah Baban
Yudha Puja Turnawan mengunjungi abah Baban
0 Komentar

GARUT – Seorang lansia bernama Abah Baban Subarna (77), warga RT 05 RW 02 Desa Tarogong, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, hidup dalam kondisi memprihatinkan. Ia menderita kelumpuhan dan gangguan serius pada lutut, hanya ditemani oleh sang anak yang harus meninggalkan pekerjaannya demi merawat ayah tercinta.

Menanggapi kondisi tersebut, Anggota DPRD Garut dari Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, bersama jajaran Dinas Sosial Kabupaten Garut dan tim dari Puskesmas Haurpanggung, melakukan kunjungan langsung ke kediaman Abah Baban pada Senin (2/6/2025).

Dalam kunjungan itu, Yudha menyerahkan bantuan berupa sembako dan sejumlah uang tunai. Lebih dari itu, ia juga menyampaikan kepedulian dan komitmen untuk mencari solusi jangka panjang bagi Abah Baban.

Baca Juga:Aliansi Mahasiswa Garut Gelar Audiensi di DPRD, Tuntut Evaluasi 100 Hari Kerja BupatiSatpol PP Garut Larang Pedagang Hewan Kurban Berjualan di Trotoar

“Saya bersama Dinsos Garut dan Puskesmas Haurpanggung datang melihat langsung kondisi Abah Baban. Beliau lumpuh dan mengalami masalah serius di bagian lututnya,” ujar Yudha dengan mata yang tak bisa menyembunyikan keprihatinan.

Situasi yang dihadapi keluarga Abah Baban dinilai sangat kompleks. Di satu sisi, sang anak ingin bekerja untuk mencukupi kebutuhan, namun di sisi lain, Abah Baban tak bisa ditinggal sendirian.

“Situasi ini sangat rumit. Ketika anaknya bekerja, Abah Baban tak ada yang merawat. Tapi jika memilih merawat, tak ada penghasilan untuk kebutuhan hidup. Ini yang seharusnya menjadi perhatian kita semua,” tambah Yudha.

Yudha mengungkapkan, pihaknya akan mendorong proses asesmen agar Abah Baban bisa mendapatkan perawatan yang lebih layak di Griya Lansia milik Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Namun, ketersediaan tempat masih menjadi tantangan.

Sementara itu, Puskesmas Haurpanggung menyatakan siap untuk melakukan kontrol rutin dan, jika diperlukan, membawa Abah Baban ke RSUD dr. Slamet Garut untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Tak hanya fokus pada solusi medis, Yudha juga mengajak masyarakat sekitar untuk menunjukkan empati dan kepedulian.

“Yang paling utama adalah kehadiran empati dari keluarga, tetangga, pengurus RW, hingga pemerintah desa. Jangan biarkan satu keluarga menanggung beban seberat ini sendirian.”

Baca Juga:PNM Cabang Garut Kobarkan Semangat Pancasila dan “Beta Selalu Ada” di Momen HUT PNM ke-26Mampu Cegah Banjir di Demak-Grobogan, Taj Yasin Tinjau Proyek Bendungan Jragung

Kisah Abah Baban menjadi potret nyata bagaimana kemiskinan dan keterbatasan bisa membuat seseorang terisolasi. Namun, di balik itu, juga tampak solidaritas dan kasih sayang yang masih tumbuh di tengah masyarakat.

0 Komentar