KUA Leuwigoong Jalankan Program, Calon Pengantin Menanam Pohon Sebagai Sodaqoh Alam

foto ilustrasi. pasangan pengantin menanam pohon (AI)
foto ilustrasi. pasangan pengantin menanam pohon (AI)
0 Komentar

GARUT – Mulai Juni 2025, setiap pasangan calon pengantin di Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, akan diwajibkan membawa bibit tanaman keras sebagai bagian dari Gerakan Sodaqoh Alam. Program ini menjadi bentuk kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup dan penguatan gerakan penghijauan di tingkat masyarakat.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Leuwigoong, H. Ayi Supriatna, didampingi Penyuluh Agama Islam, Yayan Suryana, mengatakan bahwa gerakan ini merupakan tindak lanjut dari inisiatif Kementerian Agama Kabupaten Garut yang telah resmi diluncurkan beberapa waktu lalu.

Melalui program ini, calon pengantin diimbau untuk tidak hanya fokus pada urusan pernikahan, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral terhadap kelestarian alam. Mereka dianjurkan menanam bibit pohon sebelum melangsungkan pernikahan sebagai bentuk sedekah atau sodaqoh kepada alam.

Baca Juga:Lapang Bunisari di Cibiuk Terbengkalai, Kini Jadi Tempat Menggembala TernakPemilik Penginapan di Pantai Sayang Heulang Garut Mengeluh Listrik Sering Padam

” Bercocok tanam menanam bibit pohon, dilakukan mempelai sebelum bercocok tanam malam pertama, ” Kata Yayan Suryana.

Adapun jenis pohon yang disarankan untuk ditanam di antaranya pohon kelapa, alpukat, nangka, sirsak, jati, mahoni, atau jenis tanaman keras lainnya yang bermanfaat dalam jangka panjang. Kegiatan ini juga melibatkan dukungan dari Dinas Kehutanan dan Perhutani yang akan menyiapkan bibit-bibit unggul.

Tanaman yang ditanam para pengantin diharapkan tidak hanya menjadi simbol cinta dan komitmen jangka panjang, tetapi juga memiliki nilai ekonomi dan ekologis. Dalam tiga hingga lima tahun ke depan, pohon tersebut bisa dimanfaatkan, baik untuk kebutuhan kayu, buah-buahan, atau bahkan dijual.

Program serupa pernah dilaksanakan beberapa dekade lalu, dan kini dihidupkan kembali lewat gerakan yang lebih terstruktur dan terintegrasi melalui bimbingan pranikah di KUA.

Dengan gerakan Sodaqoh Alam ini, para pengantin diharapkan tidak hanya menanam cinta, tapi juga menanam harapan hijau bagi generasi mendatang.(pepen)

0 Komentar